Berita

Unjuk rasa Hong Kong/Net

Dunia

Jual Alat Anti Huru-Hara Ke Hong Kong, Perusahaan AS Langsung Disurati Senator

SABTU, 12 OKTOBER 2019 | 13:16 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sejumlah Senator Amerika Serikat telah menentang praktik jual beli peralatan anti huru-hara ke Hong Kong yang dilakukan oleh perusahaan swasta asal AS, NonLethal Technologies.

Dilansir Channel News Asia, Senator AS Rick Scott dari Partai Republikan menulis surat kepada pemilik NonLeathal Technologies, Kamis (10/10). Isi surat tersebut Scott bagikan di akun Twitter pribadinya.

Dalam suratnya, Scott mengatakan penjualan peralatan anti huru-hara ke Hong Kong sama saja dengan mendukung China untuk membahayakan warga sipil dan pengunjuk rasa. Scott kemudian mendesak perusahaan tersebut untuk menempatkan hak asasi manusia di atas keuntungan.

Di akhir surat, Scott meminta bertemu dengan Presiden NonLethal Technologies, Scott Oberdick untuk membahas lebih lanjut perihal keprihatinannya terhadap unjuk rasa Hong Kong.

Namun kepada Reuters, Jumat (11/10), Oberdick mengaku belum melihat surat yang dilayangkan Scott. Ia juga bungkam saat ditanya soal penjualan gas air mata ke Hong Kong.

Langkah ini tidak hanya dilakukan oleh Scott. Pada bulan Juli, senator asal Partai Republikan, Ted Cruz telah mengusulkan agar pemerintah melarang ekspor gas air mata ke Hong Kong selama unjuk rasa masih berlangsung.

Sementara pada Agustus lalu, senator asal Republikan lainnya, Chris Smith dan senator asal Partai Demokrat, James McGovern menulis surat kepada Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo dan Menteri Perdagangan, Wilber Ross untuk menunda penjualan peralatan anti huru-hara kepada kepolisian Hong Kong.   

NonLethal Technologies adalah perusahaan yang mengekspor berbagai macam peralatan anti huru-hara, termasuk gas air mata ke berbagai negara, salah satunya Hong Kong. Terlihat dalam cap tabung gas air mata yang digunakan oleh para polisi Hong Kong.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya