Berita

Chappy Hakim tegaskan FIR harus dikelola Indonesia untuk menjaga kedaulatan NKRI/Net

Politik

Soal Pengambilalihan FIR, Chappy Hakim: Itu Kedaulatan NKRI

KAMIS, 10 OKTOBER 2019 | 17:36 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pengambilalihan Flight Information Region (FIR) kembali jadi bahasan yang ramai di masyarakat. Pasalnya, Senin (7/10), dalam kunjungannya ke Singapura rombongan Presiden Joko Widodo membahas tindak lanjut upaya pengambilalihan wewenang FIR oleh Indonesia.

Pengambilalihan FIR sendiri memang sudah lama menjadi agenda penting pemerintah. Dalam UU Nomor 1/2009, disebutkan Indonesia dapat mengambil alih FIR pada 2024. Akan tetapi, pada 18 September 2015, Presiden Jokowi mengeluarkan Instruksi Presiden yang memerintahkan jajarannya untuk mempersiapkan diri agar Indonesia bisa mengambil alih FIR dalam kurun 3 hingga 4 tahun.

Empat tahun berlalu, Indonesia ternyata belum bisa mengambil alih FIR. Merespons hal ini, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim mengeluarkan suaranya. Menurut Chappy, kawasan FIR Indonesia yang dikelola oleh Singapura adalah kedaulatan NKRI dan harus kembali ke kekuasaan NKRI.

Sementara perihal persipan pengambilalihan FIR, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara itu mengaku, Indonesia harus terlebih dahulu mendapatkan FIR. Setelah itu baru memikirkan hal-hal teknis lainnya.

"Prinsip dulu yang dipersiapkan, baru hal-hal teknis. Kalau sudah dikembalikan, baru kita pikirkan," ujar pria 71 tahun itu kepada Kantor Berita RMOL, Kamis (10/10).

Chappy dengan tegas menambahkan,"Itu (FIR) adalah halaman rumah kita. Harus kembali ke kita."

Sebagai informasi, Singapura mengelola FIR Indonesia sejak 1946. Kemudian pada 1996, Presiden Soeharto mensahkan perjanjian FIR Singapura dan FIR Jakarta. Berdasarkan perjanjian itu Singapura mengelola FIR di wilayah Natuna, Kepulauan Riau, Serawak, Tanjungpinang, dan Semenanjung Malaka.

Sedangkan menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), pengendalian wilayah udara suatu negara harus mempertimbangkan dan menghargai kedaulatan negara lain.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya