Berita

Rocky Gerung/Net

Politik

Rocky Gerung: Bila Istana Menggaji Buzzer, Maka Tidak Ada Lagi Alasan Membasmi Hoax!

SENIN, 07 OKTOBER 2019 | 02:28 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Upaya pemerintah membasmi informasi bohong alias hoax yang bertebaran di media sosial dipertanyakan. Pasalnya, pemerintah dianggap seperti menggunakan standar ganda dalam kampanye anti hoax.

Setidaknya, pengakuan pemerintah yang pernah memiliki buzzer atau pendengung saat Pilpres 2019 menjadi bukti inkonsistensi tersebut.

Filsuf dari Universitas Indonesia (UI), Rocky Gerung bahkan menyebut upaya pemerintah untuk memberantas hoax akan sia-sia. Lantaran keberadaan buzzer seperti dilegalkan jika kubu pemerintah memang terbukti pernah menggunakan jasa mereka.


“Bila istana menggaji buzzer, maka tak ada lagi alasan membasmi hoax. Legaaaal, Ndro,” sindirnya dalam akun Twitter pribadi, Minggu (6/10).

Sebelum mengunggah kicauan ini, Rocky sempat mengkicau ulang pemberitaan mengenai pernyataan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang mengakui bahwa pemerintah sudah tidak membutuhkan buzzer.

Pengakuan disampaikan karena buzzer pendukung Jokowi tengah disorot publik seiring hoax yang disampaikan saat gelombang aksi di DPR beberapa waktu lalu.

Moeldoko lalu memberi imbauan kepada para buzzer pendukung Jokowi agar menyebarkan emosi positif dan bukan menciptakan narasi kebencian.

Mantan panglima TNI itu lantas menguraikan bahwa para buzzer tidak dalam satu komando dan pemerintah tidak pernah membuat buzzer secara resmi. Mereka, katanya, bergerak dan berkembang masing-masing.

Awanya, lanjut Moeldoko, buzzer bertujuan untuk menjaga marwah pemimpinnya. Namun dalam kondisi sekarang, dia memandang para buzzer tersebut sudah tidak diperlukan lagi. Termasuk para pendengung politik.

“Dalam situasi ini bahwa relatif sudah enggak perlu lagi mereka (buzzer). Karena yang diperlukan adalah dukungan-dukungan politik yang lebih membangun, bukan dukungan politik yang bersifat destruktif,” tegasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya