Berita

Jokowi dan petinggi koalisi pendukungnya/Net

Politik

Wajah Kabinet Jokowi Gelap Karena Masih Tersandera Koalisi

KAMIS, 03 OKTOBER 2019 | 10:13 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Pelantikan presiden terpilih Joko Widodo dan pasangannya Makruf Amin akan dilaksanakan 20 Oktober mendatang. Jelang pelantikan yang tinggal menghitung hari itu, wajah kabinet yang akan membantu Jokowi masih gelap.

Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedillah Badrun berpendapat, gelapnya wajah kabinet itu disebabkan karena terjadi saling sandera antar anggota koalisi. Akibatnya, Jokowi  kebingungan dalam menyusun sosok yang tepat dalam membantu kerja politik selama 5 tahun mendatang.  

"Tersandera oleh banyak kepentingan yang menginginkan posisi mentri. Jumlah koalisi yang gemuk juga menambah beban kebingungan Jokowi untuk menyusun kabinet," tandas Ubedilalah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (2/10).

Lebih lanjut, Ubed menganalisa, permintaan terbuka para elite partai politik pendukung juga semakin memperkeruh stabilitas politik koalisi Jokowi. Terlebih, para elite sampai saat ini melakukan berbagai manuver.

"Sebab secara terang benderang ada partai yang minta jatah kursi menterinya banyak. Ada juga yang sudah menyebutkan jumlah menteri yang mereka inginkan. Ini situasi tidak sehat untuk Jokowi," tambahnya.

Diketahui, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri secara terbuka menyampaikan permintaanya bahwa partanya meminta jatah menteri lebih dari 4. Alasannya, partai banteng adalah partai pemenang dan pengusung utama Jokowi.

Selain itu, Partai Golkar juga tidak sungkan menyampaikan bahwa partainya harus mendapat jatah 4 kursi menteri. PKB juga sejak awla juga menyatakan siap meminta tambahan menteri, kerja keras partai dan nahdliyin menjadi motif Cak Imin menuntut lebih terhadap Jokowi.

Bahkan paska pertemuan Jokowi-Prabowo-Mega, kabar merapatnya Gerindra ke koalisi juga mengubah peta koalisi. Jokowi sendiri sudah menyampaikan bahwa dari jumlah 34 kursi menteri, proporsinya 45 persen kader parpol dan 55 persen berasal dari profesional.

Melihat komposisi pendukung Jokowi, sepertinya berbagai manuver permintaan elite parpol koalisi sangatlah tidak mungkin direalisasikan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya