Berita

Mega-Surya Paloh/Net

Publika

Ibu Megawati Tolak Salaman

RABU, 02 OKTOBER 2019 | 16:05 WIB | OLEH: ZENG WEI JIAN

GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo menduga ada yang mendesain kekacauan di Indonesia.

Mirip CIA pattern 1965, tiba-tiba mahasiswa dan pelajar turun ke jalan. KAMI-KAPPI. Tuntutan nggak jelas, Terfragmentasi. Ngomong "revolusi" tapi nggak tau artinya.

Gerakan kempes karena tidak menyuarakan aspirasi perut rakyat. Ada faksi yang duel demi bela KPK Lama yang mau dirombak.


Free-riders coba hasut TNI-Polri, supaya bertikai. Tension ingin diubah jadi clash. Politik TNI adalah politik negara. Mereka paham ada klik yang ingin adu domba. Jangan-jangan ntar yang menghasut ini akan digilas. Jadi ganjalan Tank Leopard dan Amfibi Arisgator.

Fahri Hamzah menyatakan ada yang ingin membatalkan pelantikan Jokowi-Maruf Amin. "Presiden jangan takut," tutur Fahri Hamzah.

"Jokowi dilumpuhkan demi Perppu," sambungnya.

KPK Lama nggak berprestasi. UU KPK membuatnya jadi "Untouchable Supreme Body". Rakyat sulit mengawasi, maka perlu direvisi.

Bayangan Abraham Samad terasa di rezim KPK lama. Dia orangnya SBY. Di pelantikan pimpinan DPR RI masa bakti 2019-2024, AHY datang dan duduk sederet Ketua Nasdem Surya Paloh.

AHY menjulurkan tangan sambil tersenyum. Ingin nyalamin Ibu Megawati yang baru datang.

Melihat Surya Paloh berdiri, Ibu Megawati buang muka. Dia tolak salaman dengan Surya Paloh dan AHY. Lempar satu batu kena dua ekor burung. Surya Paloh duduk dengan kesal.

Ibu Megawati tidak menyembunyikan split dan dislike-nya. Peta politik berubah. Ada yang ingin menggoyang Poros Mega-Prabowo.

Sedangkan di bursa MPR, sebuah poros baru terbentuk. PKS, Golkar, Demokrat mengusung Bambang Soesatyo. PKS dan Gerindra jalan sendiri. Split. Good bye. Wagub DKI nggak harus dari PKS. 


Menghadapi dinamika perubahan geopolitik ini, saya ingat nasehat Ustad Abdul Choir Ramadhan dari HRS Centre.

Dia berkata, "Jika tidak didapati seluruhnya, jangan tinggalkan seluruhnya".

Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya