Berita

Presiden Jokowi/Net

Politik

Pembunuhan Wamena Bukti Jokowi Gagal Lindungi Hak Hidup Rakyat, Kalau Di Jepang Pasti Sudah Mundur

RABU, 02 OKTOBER 2019 | 12:59 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Pelaku kerusuhan dan pembunuhan warga luar Papua di Wamena, Jayawijaya telah melanggar HAM berat. Dan sangat disayangkan kejadian tersebut seolah dibiarkan oleh pemerintah.

"Padahal kalau pemerintah mau mencegah terjadi kasus pembantaian tersebut tentu bisa dilakukan," kata Koordinator Komunitas Relawan Sadar (Korsa) Amirullah Hidayat, Rabu (2/10).

Pemerintah punya perangkat intelijen seperti BIN, Bais dan Intel Kepolisian untuk mencegah kerusuhan dan pembunuhan tersebut.

"Salah satu tugas intelijen adalah melakukan pengumpulan bahan keterangan atau Pulbaket terhadap suatu kondisi yang akan terjadi, nah ini yang menjadi pertanyaan kasus seperti ini intelijen tidak berfungsi," ujar Amirullah.

Apalagi sebelum kejadian pembantaian itu, lanjut Amirullah, telah terjadi demonstrasi besar-besar, dan sudah mulai mencuat rasisme saat demo. "Tapi kok tidak diprediksi oleh pemerintah," ucap kader muda Muhammadiyah ini menyayangkan.

Jelas Amirullah, dengan kejadian yang sangat jelas dan telanjang ini, terbukti pemerintahan Presiden Jokowi tidak dapat memberi perlindungan hak hidup dan nyaman kepada rakyat.

"Padahal tugas pemerintah sesuai undang undang adalah melindungi rakyat dan seluruh tumpah darah Indonesia," imbuhnya.

"Saya yakin kalau kejadian ini terjadi di Jepang, Perdana Menteri dan jajarannya pasti akan mengundurkan diri dari jabatan, sebab rasa malu karena gagal melindungi rakyatnya," demikian Amirullah menambahkan.

Presiden Jokowi sebelumnya menyampaikan duka cita sekaligus memerintahkan aparat TNI dan Polri untuk terus mengejar pelaku kerusuhan dan pembunuhan yang menewaskan 33 orang di Wamena, Papua.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya