Berita

Panglima Militer Sri Lanka Shavendra Silva/Al Jazeera

Dunia

Panglima Militer Punya Dosa HAM Masa Lalu, PBB Larang Pasukan Sri Lanka Ikut Misi Penjaga Perdamaian

KAMIS, 26 SEPTEMBER 2019 | 09:40 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

PBB tidak akan lagi mengerahkan pasukan Sri Lanka untuk terlibat dalam misi penjaga perdamaian setelah negara pulau Samudra Hindia itu menunjuk seorang veteran perang yang memiliki dosa pelanggaran HAM berat di masa lalu sebagai Panglima Militer.

Dia adalah Shavendra Silva yang berusia 55 tahun. Dia diangkat sebagai kepala tentara Sri Lanka pada Agustus lalu. Segera setelah penangangkatannya, dia kebanjiran kecaman dari Amerika Serikat dan PBB.

"Kami telah menyatakan keprihatinan kami kepada pemerintah Sri Lanka atas penunjukan Letnan Jenderal Shavendra Silva ke posisi komandan Angkatan Darat Sri Lanka meskipun didokumentasikan dengan baik, tuduhan yang kredibel atas keterlibatannya dalam pelanggaran serius hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional," kata jurubicara PBB Farhan Haq di New York (Rabu, 25/9).

"Sehubungan dengan penunjukan ini, Departemen Operasi Perdamaian PBB, oleh karena itu, menangguhkan penempatan tentara Sri Lanka di masa depan kecuali jika penangguhan akan mengekspos operasi PBB terhadap risiko operasional yang serius," sambung Haq seperti dimuat Al Jazeera.

Silva sendiri dipercaya berhasil memimpin divisi militer melawan pemberontak Macan Tamil (LTTE) dalam fase terakhir perang saudara brutal selama 26 tahun yang terjadi di negara pulau itu.

Kemenangannya, bagaimanapun, sangat kontroversial, karena ribuan warga sipil tewas dalam fase terakhir konflik tersebut.

Menurut catatan PBB, sekitar 45.000 warga sipil etnis Tamil kemungkinan telah terbunuh dalam bulan-bulan terakhir perang.

Dalam laporan PBB tahun 2015, yang diterbitkan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OCHR), pasukan Sri Lanka dituduh melakukan pelanggaran berat yang mencakup pembunuhan di luar hukum, kekerasan berbasis seksual dan gender, penyiksaan dan serangan terhadap fasilitas kemanusiaan.

Menurut laporan itu, divisi militer yang dipimpin oleh Silva menembaki sebuah rumah sakit dan pusat PBB di Putumattalan, yakni sebuah kota yang ditugaskan untuk merebut kembali dari Macan Tamil.

OHCHR menuduh bahwa selama bulan-bulan terakhir ofensif, rumah sakit ditembaki berulang kali. Akibatnya, para pasien dipaksa untuk melarikan diri. Beberapa di antara bahkan membawa tetesan intravena bersama mereka.

PBB dalam laporan yang sama menyatakan bahwa serangan terhadap fasilitas kemanusiaan oleh angkatan bersenjata bukanlah insiden terisolasi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya