Berita

Publika

Kaledo

SABTU, 21 SEPTEMBER 2019 | 00:54 WIB | OLEH: JOKO INTARTO

SETIAP makan kaledo saya selalu ingat humor ini: sejarah kaledo itu sendiri.

Kaledo adalah akronim dari kaki lembu Donggala. Dari namanya Anda sudah bisa membayangkan: 80 persen di antaranya adalah tulang kaki sapi. Bagian mana saja.

Berarti Yang 20 persen sisanya daging? Nggak juga. 15 persennya kuah. Lima persen saja daging yang menempel pada tulang.

Itu pun karena sangat susah dibuang dengan pisau daging. Posisinya nylempit. Harus dengan pisau khusus. Kecil, tajam dan bergerigi.

Bonus makan kaledo itu enak: sumsum tulang sapi. Disedot-sedot menggunakan sedotan plastik. Yang sedang jadi “musuh” global karena tak ramah lingkungan itu.

Walau untuk menikmatinya penuh perjuangan, kaledo berhasil menjadi masakan iconic warga kota Palu. Makanan ini mudah ditemukan di berbagai sudut kota.

Konon sejarah penciptaan masakan kaledo itu terkait dengan cepet-cepetan bangun tidur antara tiga orang chef. Mereka sama sama ingin memenangkan lomba memasak daging sapi yang diadakan di Palu.

Orang yang bangun pertama, asli Wonogiri. Begitu bangun ia langsung lari ke pasar. Agar dua kawannya tidak bisa memasak enak, ia pun memborong semua daging sapi di pasar tersebut.

Orang yang bangun berikutnya ternyata yang dari Makassar. Sampai di pasar ia terkejut. Daging sapi sudah habis. Tinggal jeroan: usus, hati, limpa dan babat.

Sambil menggerutu, ia berpikir keras untuk menemukan resep apa Yang bisa dibuat dengan jeroan.

Terakhir yang bangun adalah yang dari Palu. Sampai di pasar, ia nyaris putus asa. Daging habis. Jeroan habis. Tersisa tulang kaki lembu Donggala.

Setelah berpikir keras ia temukan ide cemerlang. Diborongnya tulang-tulang itu untuk dimasak dalam lomba.

Tiga orang ahli masak sudah tiba di ruangan lomba. Masing-masing beradu kreativitas.

Chef pertama membuat bakso Wonogiri. Chef kedua membuat cotto Makassar. Chef ketiga membuat kaledo Palu.

Berdasarkan penulisan juri, kaledo dinilai paling istimewa. Memasaknya paling lama. Cara mengonsumsinya paling sulit. Alat makannya paling banyak. Kaledo dinobatkan sebagai masakan paling inovatif dan kreatif.

Sudah pernah makan kaledo? Datanglah sesekali.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Jaksa KPK Ungkap Keterlibatan Orang Tua Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor dalam Kasus Gazalba Saleh

Senin, 06 Mei 2024 | 13:05

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Katering Jemaah Haji Gunakan 70 Ton Bumbu Indonesia

Kamis, 09 Mei 2024 | 03:26

Jukir Liar di Minimarket akan Dijerat Sanksi Tipiring

Kamis, 09 Mei 2024 | 03:13

Pendukung Gembira Anies Nyagub Lagi

Kamis, 09 Mei 2024 | 03:02

Anies-Ahok Sulit Berduet

Kamis, 09 Mei 2024 | 02:39

Kasus TBC di Jakarta Masih Tinggi

Kamis, 09 Mei 2024 | 02:37

Kereta Cepat Whoosh Sediakan 28 Ribu Seat Per Hari Sambut Libur Panjang

Kamis, 09 Mei 2024 | 02:09

Cuaca saat Musim Haji Bisa Tembus 48-50 Derajat Celsius

Kamis, 09 Mei 2024 | 01:47

BTN Hormati Proses Hukum Nasabah Korban Investasi Bodong

Kamis, 09 Mei 2024 | 01:12

Anies Maju Pilgub Jakarta Pilihan Paling Rasional

Kamis, 09 Mei 2024 | 01:09

Ombudsman Garansi BTN Bertanggung Jawab soal Investasi Bodong

Kamis, 09 Mei 2024 | 00:51

Selengkapnya