Berita

Hendra Susanto/Net

Politik

Gerindra: Calon Anggota BPK Hendra Susanto Tidak Berbobot

JUMAT, 06 SEPTEMBER 2019 | 14:53 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI diusulkan mendapat alokasi anggaran sebesar 0,5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Usulan ini sebagai bentuk kemandirian anggaran bagi BPK.

Demikian disampaikan calon anggota BPK Hendra Susanto. Usulan disampaikan saat mengikut uji kelayakan dan kepatutan calon anggota BPK periode 2019-2024 oleh Komisi XI DPR, di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (5/9).

Usulan presentasi alokasi anggaran BPK juga diusulkan untuk dimasukkan dalam pasal tambahan pada UU 15/2006 tentang BPK RI.

"Usulannya agar BPK mendapat alokasi anggaran yang sesuai dengan kebutuhannnya. Katakan 0,5 persen dari APBN yang ada sekarang, yakni APBN kita 2.460 triliun, sehingga 0,5 persen adalah Rp 12 triliun," kata Hendra Susanto.

Dengan demikian, lanjut dia yang juga Kepala Auditoriat I.B BPK ini, dengan usulan tersebut diharapkan BPK memiliki ruang fiskal yang cukup dan mandiri dalam melaksanakan pemeriksaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Pada sisi lain, Hendra juga menilai BPK memerlukan kemandirian Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga, BPK dapat menentukan jumlah dan kualitas SDM sesuai kebutuhan.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono menilai usulan Hendra Susanto saat paparan dalam proses fit and proper test, tidak berbobot.

"Kok mengusulkan alokasi dana anggaran untuk BPK mengunakan prosentase besarannya APBN , kayak sistim fee proyek saja sih yang sering jadi sumber korupsi di semua departemen," ujar Arief, Jumat (6/9).

"Ini makin menunjukan kalau Hendra Susanto tidak kapabel untuk menjadi anggota BPK, makanya dia gagal pada periode lalu saat mencalonkan diri sebagai calon anggota BPK," tambahnya.

Hendra terlihat tidak menguasai dasar-dasar menyusun sebuah anggaran sebuah lembaga/kementerian dan lainnya. Sebab anggaran itu dihitung dan ditetapkan besarannya sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya dan hasil yang akan didapat dari anggaran yang dikeluarkan nantinya.

"Bukan buat anggaran itu mirip sistem besaran fee atau borongan model yang diusulkan Hendra Susanto. Nanti enggak jelas ngukur kinerja BPK dalam mengawasi keuangan negara," sebut Arief.

Jelas Arief, sepertinya ini akan jadi catatan bagi Fraksi Gerindra di Komisi XI dan fraksi lainya untuk tidak meloloskan calon anggota BPK yang punya usulan tidak berbobot, serta visi misi yang kurang maju untuk memimpin BPK.

"Karena BPK merupakan lembaga yang sangat penting dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan memiliki tujuan agar anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat nantinya," tutupnya.

Populer

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Rabu, 06 November 2024 | 07:53

Protes Aturan Hijab, Mahasiswi Iran Nekat Bugil di Depan Kampus

Minggu, 03 November 2024 | 16:18

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

Haikal Hasan Diminta Cek Joget Sadbor: Halal Nggak?

Minggu, 03 November 2024 | 10:41

Tak Terima Dikabarkan Meninggal, Joncik Laporkan Akun Facebook "Lintang Empat Lawang" ke Polisi

Kamis, 07 November 2024 | 06:07

Musa Rajekshah Dorong Pemetaan Potensi dan Keunggulan Desa

Kamis, 07 November 2024 | 21:43

UPDATE

305 Pejabat DKI Dilantik

Rabu, 13 November 2024 | 02:13

Kevin Diks Main di Laga Timnas Lawan Jepang

Rabu, 13 November 2024 | 02:02

Ribuan Anak Terpapar Judi Online, Transaksi Tembus Rp2 Miliar

Rabu, 13 November 2024 | 01:57

Kapolsek dan Kanit Reskrim Dicopot Buntut Kasus Guru Supriyani, Warganet: Nah Gitu Dong!

Rabu, 13 November 2024 | 01:33

Nusron Garap 1 Juta Hektare Sawah di Papua untuk Swasembada Pangan

Rabu, 13 November 2024 | 01:03

Berkinerja Buruk, Kadis Parekraf Layak Diganti

Rabu, 13 November 2024 | 00:20

Jangan Pilih Calon Mulyono

Rabu, 13 November 2024 | 00:07

Pernyataan Bersama RI dan RRC Tidak Membahayakan Kedaulatan Indonesia

Rabu, 13 November 2024 | 00:00

Kapolri Mutasi 55 Pati dan Pamen, Ada 3 Kapolda Baru

Selasa, 12 November 2024 | 23:52

Walkot Jakbar Dikasih Waktu 1 Bulan Selesaikan Kisruh Rumah Ibadah

Selasa, 12 November 2024 | 23:23

Selengkapnya