Berita

Pemerintah terlalu memaksakan diri pindahkan Ibukota/Net

Politik

Ingin Pindahkan Ibukota, Pengamat: Mampunya Beli Agya Tapi Maksa Punya Rush Dengan Modal Utang

KAMIS, 05 SEPTEMBER 2019 | 10:59 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Rencana pemerintah memindahkan ibukota ke Kalimantan Timur dinilai terlalu memaksakan diri. Karena tidak diimbangi oleh kemampuan keuangan pemerintah.

Peneliti Founding Fathers House, Dian Permata mengatakan, seharusnya pemerintah mempertimbangkan banyak faktor ketika ingin pindahkan ibukota. Terutama faktor biaya.

"Kita ingin pindah ibukota, tapi kemampuan kita hanya untuk tangani masalah lain. (Seharusnya) ketika kita sudah mampu barulah kita mencicil supaya keinginan tercapai," ucap Dian Permata kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (5/9).

Dian pun mengibaratkan pemerintah seperti calon pembeli mobil. Pemerintah sebenarnya hanya mampu membeli mobil kelas LCGC (Low Cost Green Car) yang relatif murah, tapi memaksa punya mobil dengan kelas yang lebih tinggi dan lebih mahal. Meski harus berutang untuk mendapatkannya.

"Kan agak gila, kemampuan beli Agya tapi dia ngambil Rush, kan nggak mungkin gitu. Jadi ngambil risiko berutang 10 tahun, nah ini yang dikhawatirkan publik," jelas Dian.

Sehingga, Dian menilai pemerintah terlalu memaksakan diri karena modal untuk pemindahan ibukota belum diketahui asal usulnya. Sehingga keuntungan yang didapat pun sama-sama masih gelap.

Seharusnya, pemerintah lebih fokus dalam menjaga pertumbuhan ekonomi hingga 5,5 persen. Ketika ekonomi terus tumbuh secara positif, masyarakat pun akan cenderung lebih membuka diri terhadap rencana pemindahan ibukota.

"Kan ada berapa skema. Naikin dulu pertumbuhan ekonomi, naikkan ke 5,5 lah. Sehingga publik tidak akan terlalu menolak pemindahan ibukota," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya