Berita

Pertemuan perwakilan AS dan Taliban menuju kesepakatan damai/Net

Publika

Amerika Kalah Melawan Taliban?

SELASA, 03 SEPTEMBER 2019 | 20:12 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

SEBAGAIMANA saat melawan gerilyawan Viet Cong di Vietnam, walaupun seluruh dunia menyimpulkan tentara Amerika kalah, kemudian ditarik pulang dengan kepala tertunduk karena beratnya beban rasa malu yang harus ditanggung.

Akan tetapi terhadap rakyatnya sendiri pemerintah Amerika tidak mengakuinya, atau paling tidak berusaha untuk menutup-nutupinya, sebagaimana terus digambarkan melalui film-film yang diproduksi oleh Hollywood.

Untuk pertama kalinya Zalmay Khalilzad sebagai orang nomor satu yang mewakili pemerintah Amerika dalam melakukan negosiasi dengan Taliban, menyampaikan dalam wawancara dengan TV setelah melakukan brifing kepada para pemimpin Afghanistan, tentang kesepakatan yang dibuatnya dengan Taliban.

Halilzad mengungkapkan bahwa Amerika akan menarik pulang 5.400 prajuritnya dari Afghanistan dalam 20 minggu, sebagai bagian yang paling pokok dalam kesepakatannya dengan Taliban.

Meskipun demikian, ia menambahkan bahwa kesepakatan ini masih memerlukan persetujuan resmi dari Presiden Donald Trump. Pernyataannya ini harus dipandang sebagai bentuk kehati-hatian, jika muncul kejadian yang tak terduga, sehingga bisa digunakan sebagai exit door, mengingat selama negosiasi berlangsung, ia terus menerus berkonsultasi dengan Washington.

Kehadiran tentara Amerika di Afghanistan selama 18 tahun kini berakhir teragis. Hal ini semakin meneguhkan julukan Afghanistan sebagai neraka bagi bangsa-bangsa besar.

Sebelum Amerika, Uni Soviet dan Inggris, telah lebih dahulu merasakan ganasnya tanah tandus yang bergunung-gunung yang mendominasi negeri bernama Afghanistan ini.

Kini masa depan negeri ini berada di tangan Taliban. Ada sejumlah tantangan yang tentu tidak mudah untuk diselesaikan. Akan tetapi Taliban tidak punya pilihan lain.

Pertama, Taliban harus berhenti menggunakan senjata, dan mulai belajar menyelesaikan masalah dengan pendekatan politik dan diplomasi.

Kedua, pemerintahan yang kini berkuasa di Kabul. Walaupun sementara ini, Taliban menganggapnya sebagai pemerintahan boneka buatan Amerika, ke depan Taliban harus mau bernegosiasi, berkompromi, dan berbagi kekuasaan.

Ketiga, Taliban juga harus merangkul berbagai kekuatan politk berbasis suku. Paling tidak ada empat suku besar yang berpengaruh, antara lain: Pasthun dengan populasi penduduknya sebesar (42,1 %), Tajik (33,6 %) Uzbek (10,6 %), Hazara (9,8 %), lain-lain (3,9 %).

Apalagi masing-masing suku memiliki patron dan dukungan dari negara-negara lain, terutama yang menjadi tetangganya.

Keempat, Taliban harus menyadari paham keagamaan yang dianutnya saat ini berbasis pada fiqih yang muncul di abad pertengahan.

Paham kegamaan ini sangat puritan, kaku, antisain dan teknologi, serta menempatkan perempuan hanya di ruang domestik.

Paham keagamaannya mirip dengan "Salafi" atau "Wahabi" yang kini mulai ditinggalkan di Saudi Arabia.

Saya meyakini, Taliban saat ini sudah banyak berubah di banding saat berkuasa dulu. Semoga keyakinan saya ini tidak keliru. Wallahua'lam.

Penulis adalah Pengamat Politik Islam dan Demokrasi

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya