Berita

Aksi masyarakat Papua di Istana/RMOL

Pertahanan

Masyarakat Papua: Kami Setia Merah Putih, NKRI Harga Mati!

MINGGU, 01 SEPTEMBER 2019 | 20:10 WIB | LAPORAN: DARMANSYAH

Massa Papua pro NKRI tak henti-hentinya menyampaikan ungkapan kesetian kepada Merah Putih. Ratusan orang dari Aliansi Masyarakat Papua Indonesia (AMPI) turun gunung menyampaikan kecintaan mereka pada NKRI dengan menggelar aksi damai di depan Istana Negara, Minggu (1/9).

Dalam aksi itu mereka menegaskan tidak akan membuka opsi referendum untuk Papua.

"Kami ingatkan bahwa Papua setia pada Merah Putih, NKRI harga mati. Tidak ada tempat Bintang Kejora bagi kami. Merah Putih yes. Bintang Kejora no!" ujar koordinator aksi, Rio Wanda.

Kata Rio, sudah menjadi kesepakatan bersama dan berdasarkan keputusan PBB dan diakui dunia internasional bahwa Irian Barat, Papua, Papua Barat, menjadi bagian sah dari Indonesia. Makanya, Rio mengingatkan agar masyarakat Papua mewaspadai adanya upaya pihak yang sengaja ingin memecah belah bangsa.

"Hoaks alias berita bohong menjadi sumber bencana di Papua. Dan terbaru, ada pihak yang ingin mengadu domba umat beragama dengan menyebarkan video masjid terbakar di medsos dan group Whatsapp untuk memperlebar konflik isu SARA di Papua. Mereka sengaja menggoreng isu untuk memperlebar isu SARA di Papua. Kok bisa-bisa bersenang-senang di atas penderitaan masyarakat Papua," jelas Rio.

Selain itu, mereka sepakat agar Kepolisian menyeret provokator, pengadu domba, masyarakat Papua dan LSM pro asing yang ingin memperkeruh suasana di bumi Cenderawasih itu ke jeruji besi.

Mereka juga berharap TNI dan Polri bersikap tegas memberikan rasa aman kepada masyarakat.

"Rakyat Papua jangan jadikan korban. Mari bersama-sama ikut berperan mendamaikan tanah Papua. Kami berdoa konflik Papua segera berakhir dengan damai," tambahnya.

Selain orasi, mereka juga menandatangani petisi di atas kain putih yang terbentang di sekitar lokasi aksi. Tanda tangan itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas untuk menolak referendum.

"Tanda tangan petisi sebagai bentuk dukungan agar Papua kembali kondusif dan damai. Juga menolak referendum karena posisi Papua dalam rumah NKRI sudah final," tegasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya