Berita

Masalah Papua harus segera diselesaikan oleh Pemerintah/Net

Politik

4 Hal Utama Yang Harus Diperhatikan Pemerintah Untuk Selesaikan Masalah Di Papua

MINGGU, 01 SEPTEMBER 2019 | 04:44 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Kejadian dugaan rasisme yang terjadi di asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur hanyalah triger (pemantik) gejolak yang terjadi di Papua dan Papua Barat akhir-akhir ini. Pada dasarnya ada empat akar persoalan yang jadi penyebab konflik di bumi cendrawasih.

Demikian yang dikatakan Peneliti Tim Kajian Papua LIPI Aisyah Putri Budiarti usai diskusi populi center di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8).

Aisyah mengungkapkan, salah satu dari empat akar persoalan penyebab konflik di Papua yakni diskriminasi. Hal tersebut tergambar jelas pada kejadian di Surabaya, Jawa Timur.


Kemudian, sambung Aisyah, akar masalah lainya yakni pelanggaran HAM. Padahal, pendekatan refresif yang dilakukan oleh rezim Orde Baru terhadap Papua telah dicabut. Namun persoalan dugaan pelanggaran HAM di Papua masih saja terjadi dan belum dituntaskan.

“Harus ada penyelesaian pelanggaran HAM, tapi sampai saat ini (dugaan pelanggaran HAM) Wamena dan Paniai belum terselesaikan. dan itu terjadi di era reformasi,” kata Aisyah.

Kemudian masalah lainya adalah gagalnya pembangunan manusia di Papua yang seolah tidak ada solusi. Berdasarkan riset LIPI, kondisi kemiskinan semakin tinggi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Papua termasuk yang terendah.

“Itu berada di wilayah kabupaten kota yang mayoritas OAP (Orang Asli Papua). Makin tinggi OAP semakin banyak masalah kemiskinan yang IPM temukan,” ujarnya.

Dan problem terakhir yang menjadi dasar kenapa Papua terus berkonflik adalah status politik Papua dan sejarah perpolitikanya yang dihindari oleh pemerintah Indonesia.

“Padahal itu isu besar yang harus diperhatikan pemerintah. Dan Ini ada perbedaan prespektif tentang status politik dan integrasi Papua masuk ke Indonesia. ini harus diperhatikan,” demikian Aisyah.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya