Berita

Gedung KPK/Net

Politik

Seleksi Capim KPK Seperti Cicak Vs Buaya 4.0

JUMAT, 30 AGUSTUS 2019 | 14:09 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pelaporan yang dilayangkan sekelompok orang terhadap para pegiat antikorupsi kepada kepolisian adalah bentuk serangan balik yang dilakukan pihak yang berkepentingan, dalam hal ini pemilihan calon pimpinan bermasalah KPK.

"Ini (pelapor) oknum-oknum berkepentingan dengan niat jahat menyalahgunakan wewenangnya sistem peradilan pidana yang dilakukan dengan modus pelecehan peradilan, judicial harrasment demi mengamankan kepentingan Pansel dan Capim KPK," ujar Ketua Bidang Advokasi YLBHI Mohammad Isnur, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (30/8).

Tiga pegiat antikorupsi itu adalah Jurubicara KPK Febri Diansyah, Koordinator ICW Adnan Topan Husodo, dan Ketua Umum YLBHI Asfinawati.


Sejak pengamatan yang dimulai April 2019, YLBHI, ICW dan Koalisi Masyarakat Sipil lainnya menemukan indikasi pelemahan KPK dalam proses penunjukan Pansel.

"Kami menyebutnya ini Cicak Vs Buaya 4.0," ucap Isnur.

Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW, Donald Fariz yang melihat ada pola lama yang digunakan oknum untuk menyerang pegiat antikorupsi sebelumnya.

"Ini juga pernah terjadi pada proses pemilihan Capim KPK dan dalam upaya melawan pelemahan KPK sebelumnya. Penyalahgunaan wewenang pemidanaan semacam ini seperti sudah menjadi pola umum serangan balik," tegas Donald.

YLBHI dan ICW menyerukan kepada pengabdi bantuan hukum LBH, aktifis antikorupsi, serta seluruh kolega dan sahabat tetap fokus melawan upaya pelemahan KPK dan mengawal proses seleksi Capim KPK agar terpilih calon-calon yang memiliki integritas.

Melihat dinamika yang ada saat ini, Presiden Joko Widodo juga diminta untuk berperan dengan menyelamatkan KPK dari upaya-upaya pelemahan.

"Kita tentu saja berharap Presiden sebagai pemegang keputusan tertinggi arahnya pemberantasan korupsi di negeri ini mau mendengarkan suara-suara tokoh-tokoh nasional dan masyarakat," ujar Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo Harahap.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya