Berita

Jokowi saat berkunjung ke Papua/Net

Pertahanan

Pesan Perdamaian Dari Panti Shalom Papua

JUMAT, 30 AGUSTUS 2019 | 00:33 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Nila setitik rusak susu sebelanga. Mungkin itu kiasan paling pas atas peristiwa yang terjadi di bumi Papua saat ini. Akibat kesalahan beberapa orang di Surabaya, masyarakat Papua bereaksi dan mengancam untuk merdeka.

Ketua Panti Shalom Papua, Hanna, mengatakan dirinya merasa sangat sedih atas kondisi Papua saat ini. Masyarakat Papua yang semula terkenal dengan keramahtamahannya mendadak anarkis karena kecewa dengan pemerintah. Hanna berharap kerusuhan yang sedang terjadi saat ini tidak berlanjut.

Panti Asuhan Shalom berada di Kampung Arso 8, Distrik Arso Kabupaten Keerom, Jayapura.

“Kalau dari aku ya, stop rasisme, sebetulnya masyarakat Papua, mereka baik-baik tidak rasisme terhadap pendatang, tapi mereka itu sangat sensitif. Kalau ada api susah untuk dipadamkan,” ungkap Hanna kepada Kantor Berita Politik RMOL melalui sambungan telefon, Kamis (29/8).

Sebagai orang yang merawat dan menjaga orang asli Papua, Hanna mengerti betul dengan karakteristik orang Papua asli dari pendalaman.

Cara paling efektif untuk meredam amarah msyarakat Papua adalah dengan cara melakukan komunikasi secara baik dan jangan sekali-kali membuat mereka kecewa.

“Lebih baik dialog, presiden datang sendiri. Para politikus yang kemarin menarik perhatian rakyat Papua datang, bicara baik-baik dengan mereka. Jangan hanya wawancara-wawancara soal Papua di televisi, mereka harus datang bertemu rakyat Papua,” jelasnya.

Dia menyarankan, agar pemerintah lebih peka dengan permasalahan yang ada di Papua agar masyarakat tersentuh sehingga tidak ada lagi demonstrasi.

Menurutnya, kedatangan Kapolri dan Panglima TNI kemarin belum bisa mendinginkan suasana, lantaran mereka kadung kecewa terhadap pemerintah yang terlambat menangani masalah ini.

“Pemerintah harusnya lebih peka, Kapolri dan Panglima kemarin di sini, mereka dialog dengan tokoh Papua, tapi itu dinilai terlambat ibaratnya kemaren ke mana aja kenapa baru sekarang,” ucapnya.

“Pokoknya jangan anggap sepele masalah ini, pemerintah harus cepat bertindak,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya