Berita

Jokowi masih belum bisa menjelaskan sumber dana faktual soal pembangunan ibukota baru/Repro

Politik

Sumber Dana Belum Jelas, Pembangunan Ibukota Baru Berpotensi Mangkrak

RABU, 28 AGUSTUS 2019 | 12:55 WIB | LAPORAN:

Rencana pemindahan ibukota bagi sebagian pihak dinilai masih berada di awang-awang. Selain karena faktor kebutuhan dana yang besar, pemindahan ibukota ini berpotensi menambah utang negara. Sehingga proses pembangunannya pun terancam mangkrak.

Usai mengumumkan rencana kepindahan ibukota ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur, tak ada penjelasan lebih lanjut soal sumber dana untuk pembangunannya. Hanya disebutkan, akan menggunakan APBN sebesar Rp 93 triliun.

Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro pun menyebut kalau pembangunan ibukota baru akan mengandalkan investasi swasta yang jumlahnya mencapai Rp 500 triliun.


Bercermin dari itu, pengamat politik Ujang Komarudin menilai pembangunan ibukota baru seperti terburu-buru. Hal ini memperkuat kecurigaannya bahwa ada faktor kepentingan politik dan bisnis dalam pemindahan ibukota ini, yang justru berpotensi menghambat proses pembangunan.

"Karena di dalamnya (tampak) ada kepentingan politik dan bisnis. Jadi banyak yang meragukan," ungkap Ujang saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (28/8).

"Anggaran APBN nggak ada, hanya tersedia 93 triliun (dari APBN). Sedangkan kebutuhan untuk ibukota baru Rp 466 triliun. Cenderung dipaksakan, dan akan diserahkan ke swasta atau pengusaha," sambung dia.

Tak hanya itu Ujang juga memandang ketergantungan pemerintah terhadap peran investasi swasta dalam membangun ibukota baru hanya akan menambah besar utang negara.

Karena itu, pemerintah harus mematangkan perjanjian dengan pihak swasta. Agar proyek pembangunan ibukota baru tidak mangkrak di tengah jalan.

"Kemungkinan pemerintah tetap akan lanjut dengan kebijakannya tersebut. Namun kebijakan tersebut bisa saja akan tersendat di tengah jalan, bisa saja mangkrak. Tergantung deal antara pemerintah dengan swasta tersebut," paparnya.

Ujang pun menegaskan bahwa pemindahan ibukota bukanlah hal yang urgen untuk dilakukan pemerintah. Selain karena tidak ada anggaran, pemindahan ibukota disebutnya tidak dibutuhkan rakyat.

"Rakyat lebih butuh pelayanan kesehatan gratis, pendidikan gratis, sembako murah, dan lapangan pekerjaan banyak," tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya