Berita

Delegasi Taliban dalam salah satu pembicaraan damai di Qatar/Net

Muhammad Najib

Amerika Frustrasi Menghadapi Taliban

SABTU, 24 AGUSTUS 2019 | 16:46 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

PRESIDEN Amerika Donald Trump menyebut "konyol", merujuk pada pasukan AS yang berada di Afghanistan selama 18 tahun. Inilah perang terpanjang yang pernah dialami Amerika.

Lebih konyol lagi lebih dari 2.400 serdadu AS telah tewas, ditambah yang luka-luka dan cacat mental maupun fisik. Perang Amerika melawan Taliban yang didukung oleh NATO dimulai pada tahun 2001.

Setelah 18 tahun membombardir Afghanistan, Taliban belum juga bisa ditundukkan. Bahkan posisinya semakin hari semakin kokoh. Hal ini terlihat dari kemampuannya untuk menyerang dan lebih 50 persen wilayah Afghanistan masih dikuasainya.

Karena itu Washington terpaksa bersedia bernegosiasi dan berkompromi, agar segera bisa meninggalkan neraka yang bernama Afghanistan. Sejak Oktober tahun lalu, serangkaian dialog dan negosiasi antara Pemerintah Amerika dengan Taliban dimulai.

Utusan khusus Amerika keturunan Afghanistan General Zalmay Khalilzad bertemu langsung Mullah Abdul Ghani Baradar hari Rabu (21/08) di Doha ibukota Qatar. Abdul Ghani  merupakan salah satu pendiri dan pentolan Taliban.

Pertemuan antara dua tokoh ini merupakan putaran kedelapan dari  rangkaian perundingan yang diharapkan akan menghasilkan kesepakatan yang bisa dijadikan pegangan untuk penarikan pasukan Amerika agar segera bisa meninggalkan Afghanistan dengan aman.

Panjangnya rangkaian perundingan menunjukkan alotnya negosiasi yang berlangsung. Sementara Donald Trump ingin segera membawa pulang sekitar 14.000 tentaranya yang masih tersisa  di Afghanistan, setelah penarikan besar-besaran pasukan Amerika atas perintah Presiden Amerika sebelumnya Barak Obama.

Masalah lain yang juga menjadi perhatian Washington dalam perundingan adalah permohonannya agar Taliban mau bernegosiasi dan berkompromi dengan pemerintahan di Kabul yang kini dipimpin oleh Ashraf Ghani yang dianggapnya sebagai boneka Amerika. Negosiasi diantara kekuatan politik di dalam negri Afghanistan diharapkan akan menghasilkan pembagian kekuasaan (power sharing).

Tampaknya Trump ingin membawa pulang pasukannya sebelum pemilu tahun depan, tentu dengan harapan agar dapat digunakan sebagai bahan kampanye yang diklaim sebagai prestasinya dalam kampanye menjelang pemilihan Presiden.

Bisa jadi dengan kepandaian tim kampanyenya dalam membangun narasi dan memilih diksi, rakyat Amerika akan terkecoh sehingga memandang kepulangan pasukannya dari Afghanistan sebagai bagian dari prestasi sang Presiden yang kini sedang mempersiapkan diri untuk maju yang kedua kalinya. Meskipun sejatinya hal tersebut merupakan sebuah kekalahan yang memalukan.

Bagi masyarakat internasional yang rasional dan cinta damai, tentu berharap Trump dapat mengambil pelajaran dari kekalahannya yang tragis di Afghanistan.

Dengan demikian ia tidak mudah mengulanginya di Iran saat ini, karena akibatnya tentu akan lebih parah lagi dibanding Afghanistan.

Penulis adalah pengamat politik Islam dan demokrasi.



Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Tulisan 'Adili Jokowi' Curahan Ekspresi Bukan Vandalisme

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:36

Prabowo Harus Mintai Pertanggungjawaban Jokowi terkait IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:26

Penerapan Dominus Litis Melemahkan Polri

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:03

Rontok di Pengadilan, Kuasa Hukum Hasto Sebut KPK Hanya Daur Ulang Cerita Lama

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:40

Senator Daud Yordan Siap Naik Ring Lagi

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:17

Penasihat Hukum Sekjen PDIP Bongkar Kesewenang-wenangan Penyidik KPK

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:53

Lewat Rumah Aspirasi, Legislator PSI Kota Tangerang Ajak Warga Sampaikan Unek-Unek

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:36

Ekonomi Daerah Berpotensi Merosot akibat Sri Mulyani Pangkas Dana TKD

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:15

Saat yang Tepat Bagi Prabowo Fokus MBG dan Setop IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:57

7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Menuju Indonesia Emas

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:42

Selengkapnya