Berita

Kerusuhan di Papua jadi bukti lemahnya penanganan konflik di pemerintah/Net

Politik

Pengamat: Penanganan Konflik Sosial Oleh Pemerintah Masih Belum Efektif

JUMAT, 23 AGUSTUS 2019 | 11:50 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pemerintah harus lebih tanggap dan efektif dalam mengatasi sejumlah konflik horizontal di masyarakat. Sehingga setiap muncul konflik, tidak bisa dijadikan alat oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah persatuan bangsa Indonesi.

“Kondisi di Papua yang terjadi belakangan ini membuktikan bahwa penanganan konflik sosial selama ini, jangankan tuntas, efektif pun belum. Bahkan konflik dipicu atau diduga bermuatan indentitas sempit. Lihat saja pilihan diksi yang digunakan oleh orang tertentu, yang dapat memantik konflik horizontal,” terang pengamat politik Emrus Sihombing lewat keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (23/8).

Kerusuhan di Papua yang merupakan dampak dari konflik yang terjadi di Jawa Timur. Bahkan persoalan yang awalnya bersifat personal itu seolah ditarik ke ranah identitas (kelompok) yang sempit. Dan konflik pun tak terhindarkan karena pesan komunikasi yang telah dihiperbola.


“Perluasan pesan komunikasi semacam ini bukan tanpa maksud. Tidak ada pesan komunikasi masuk ke teritorial publik berada di ruang hampa. Ada agenda di situ. Tak terhindarkan juga ada framing di dalam tautan pesan yang dilontarkan para pihak ke ruang publik,” ungkapnya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta agar konflik di Papua harus segera dituntaskan pemerintah, agar tidak dimanfaatkan pihak tertentu yang ingin memecah belah Indonesia.

“Untuk itu, perlu kewaspadaan seluruh anggota masyarakat, terutama yang berada di sekitar lokasi konflik untuk memahami dengan berpikir dan bertindak kritis terhadap setiap fenomena konflik,” tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya