Berita

Ketua Konstitusi dan Demokrasi (Kode) Inisiatif, Very Junaidi/RMOL

Politik

Kode Inisiatif: Isu GBHN Seperti Kotak Pandora, Begitu Dibuka Kemana-Mana

KAMIS, 22 AGUSTUS 2019 | 01:41 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Wacana menghidupkan kembali Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dinilai terlalu politis. Atas alasan itu, Ketua Konstitusi dan Demokrasi (Kode) Inisiatif, Very Junaidi mengaku tidak setuju adanya amandemen terbatas 1945.

Menurutnya, wacana menghidupkan GBHN sama seperti menerima kotak pandora, yang bila dibuka penuh kejutan. Salah satunya, potensi MPR kembali menjadi lembaga tertinggi.

“Isu amandemen konstitusi karena GBHN memang ada indikasi ke arah politis. Dia tak berdiri sendiri, pertama kalau GBHN itu desain lama, maka akan berdampak pada kekuasaan MPR sebagai lembaga tinggi negara,” ungkapnya di kantor Populi Center, Jakarta Barat, Rabu (21/8).

Dengan diberlakukannya tupoksi awal MPR RI, maka pemilihan presiden akan dipilih langsung oleh MPR RI termasuk menurunkan presiden.

Hal ini, dianggap negatif bagi negara Indonesia yang telah menganut sistem demokrasi dengan melakukan pemilihan secara langsung dari rakyat.

“Itu kan satu paket sebenarnya kalau kita lihat (GBHN) dari sistem konstitusi lama. Presiden dipilih oleh MPR, begitupun juga MPR bisa memberhentikan presiden,” paparnya.

Ketakutan akan pemberlakukan GBHN yang satu paket dengan kuasa tertinggi ada di tangan MPR ini menurut Very bukan tanpa alasan. Parpol yang semula mewacanakan untuk amandemen konstitusi demi menghidupkan kembali GBHN ini memang dianggap tak memiliki konsep baru soal GBHN.

Sebab selama ini para politikus hanya menyebut amandemen konstitusi untuk GBHN, tanpa menjelaskan konsep GBHN seperti apa yang ingin mereka hidupkan.

“Tidak ada kejelasan konsep yang diusung menurut kami ini justru potensinya sangat politis dan isunya kemana-mana. Ini kaya kotak pandora, begitu dibuka udah ini isunya nggak jelas lagi,” kata dia.

“Pada posisi itulah sebenarnya kenapa kami menolak GBHN dan juga menghidupkan GBHN yang disertai rentetan isu lain,” tutupnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya