Berita

Muhammad Najib

Gagal Menekan Inggris Kini Amerika Menekan Yunani

RABU, 21 AGUSTUS 2019 | 23:13 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

KAPAL tanker minyak Grace 1 milik Iran, telah dibebaskan otoritas Gibraltar yang berada di bawah kendali Inggris di London.  Meskipun Amerika berusaha keras untuk menghalangi pembebasannya, kapal yang ditahan sejak 4 Juli 2019 oleh marinir Inggris yang berpangkalan di Selat Jibraltar tetap dilepas.

Kini Grace 1 yang berganti nama menjadi Adrian Darya 1, dikabarkan sedang berlayar ke arah Timur menuju Yunani.  Sebelum ditangkap, kapal ini dikabarkan sedang berlayar menuju Suriah. Karena itu, kemana sebenarnya kapal ini sedang berlayar menarik untuk diikuti.

Setelah gagal menekan pemerintah Inggris, kini Washington menekan Yunani. Apakah Yunani akan mengikuti keinginan Washinton atau tidak, dan kalau Yunani tunduk dengan kemauan Washington, maka apa alasan hukum yang akan digunakan untuk menahannya menarik untuk diikuti.

Menteri Luar Negri Iran Mohammad Javad Zarif secara terbuka menyatakan bahwa alasan yang sebenarnya Amerika menghalangi pergerakan tanker Iran adalah politik. Dengan kata lain, alasan hukum yang digunakan merupakan alasan yang mengada-ada atau dicari-cari.

Merujuk pada sangsi yang dijatuhkan Washington kepada Iran sejak Donald Trump menghuni Gedung, mengarah pada upaya untuk melumpuhkan ekonomi Iran. Karena ekonomi Iran sangat bergantung pada ekspor minyak, maka dengan berbagai cara Washington berusaha menghalangi minyak keluar dari wilayah Iran.

Pola ini mirip dengan cara yang digunakan Presiden Amerika George Bush ketika melumpuhkan Irak saat dipimpin Saddam Husein. Akibat kesulitan menjual minyak, Irak yang tadinya makmur dan salah satu negara Arab yang kaya, berubah menjadi miskin. Angkatan bersenjatanya yang sebelumnya cukup kuat sehingga ditakuti Israel berubah menjadi lemah.  Puncaknya rezim yang dipimpin Saddam tumbang.

Lepasnya Grace 1 yang kini bernama Adrian Darya 1 dari tangan Inggris, bukan saja dibaca publik sebagai kemenangan kedua Iran atas Amerika, setelah kemenangan pertama berupa rontoknya pesawat mata-mata tanpa awak milik Amerika yang ditembak jatuh oleh Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC).

Akan tetapi juga akan dimaknai sebagai kegagalan pasukan Amerika yang kini digelar secara besar-besaran di kawasan Teluk untuk menghalangi keluarnya minyak Iran. Dengan kata lain, jika kali ini Teheran berhasil mengekspor minyaknya, maka selanjutnya tidak akan ada halangan lagi untuk melakukan hal yang serupa.

Kini Amerika memerintahkan kapal perang fregat USS   Porter yang mestinya beroperasi di Laut Hitam untuk bergerak ke Laut Mediterania bagian Timur. Iran mengimbanginya dengan cara akan mengawal tanker Adrian Darya 1 dengan kapal perangnya.

Apa yang akan terjadi jika fregat USS Porter nekad menghalangi gerak tanker Adrian Darya 1, atau Marinir Amerika yang berada di kapal ini menahan Adrian Darya 1, atau jika kapal perang Iran yang diperintahkan memgawal bertemu dengan kapal Amerika di perairan internasional  laut Mideterania?

Mengingat berbagai kemungkinan bisa terjadi, apakah karena kecerobohan atau kenekatan salah satu pihak yang sedang bersiteru, karena itu sangat menarik untuk terus diikuti bagaimana perkbangannya.

Penulis adalahj engamat politik Islam dan demokrasi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya