Berita

Politisi PDIP EVa Kusuma Sundari/Net

Bisnis

Ekonomi Diprediksi Nyungsep, PDIP: Pemerintah Harus Koreksi Target Pertumbuhan

KAMIS, 15 AGUSTUS 2019 | 15:15 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari meminta pemerintah segera melakukan koreksi tentang target pertumbuhan  ekonomi tahun 2019. Eva melihat kondisi ekonomi global sangat berpengaruh terhadap pencapaian target ekonomi makro Indonesia.

"Memang ketika Singapura mengkoreksi pertumbuhan ekonomi dr 1 persen menjadi nol, itu signal ekonomi global melambat. Ekonom Amerika juga menyimpulkan insentif pajak yang dikeluarkan Trump tidak efektif. Jadi ada potensi menurunnya permintaan secara global. China juga sedang melambat, nanti merembet ke Eropa, global resesi," papar Eva kepada Kantor Berita RMOL, Kamis (15/8).

Pernyataan Eva merespons prediksi Ekonom senior Rizal Ramli (RR) yang menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesiaakan terjun bebas, jika dibanding pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan perkiraannya, pertumbuhan ekonomi tahun 2019 tidak lagi kuat bertahan di angka 5 persen dan akan anjlok di angka 4,5 persen.

Salah satu indikator makro ekonomi yang disorot RR adalah kondisi defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) yang mengkhawatirkan.

Pada kuartal II 2019, Bank Indonesia mencatat CAD sebesar 8,4 miliar dolar AS atau 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka itu membengkak dibanding kuartal I 2019 sebesar 7 miliar dolar AS, atau 2,6 persen dari PDB.

Eva  membantah bahwa nyungsepnya ekonomi Indonesia itu disebabkan oleh ketidakcermatan pemerintahan Jokowi dalam menentukan target pertumbuhan.

Menurut politisi yang pernah jadi Staf Khusus Kementerian Bappenas ini, syarat ekonomi global membaik tidak terpenuhi, sehingga pemerintah harus menghitung ulang dengan melihat potensi permintaan global dan syarat pertumbuhan ekonomi lainnya.

"Harus ada koreksi di internal kita. Kita tunggu kalkulasi Kemenkeu, Bappenas dan BI (Bank Indonesia). Jangan lupa Indonesia dan Vietnam masih tumbuh, Jepang 1,8 %, Singapura nol, harus dikoreksi dan segera mencari terobosan baru untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi," tambahnya.


Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya