Berita

Foto:RMOL

Hukum

Adat Ketimuran Sebabkan Keluarga Dan Korban Seksual Enggan Lapor Ke Polisi

SABTU, 03 AGUSTUS 2019 | 11:30 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Masih banyak masyarakat Indonesia yang keluarganya menjadi korban kekerasan seksual anak enggan melaporkan kepada pihak Kepolisian. Hal ini disebabkan karena adat ketimuran Indonesia yang memandang bahwa melaporkan kejahatan terhadap anak itu sangat tabu.

Begitu pandangan Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra saat menjadi pembicara diskusi Polemik bertajuk "Child Grooming & Darurat LGBT" di D'Consulate Resto, Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8).

"Nah ini yang menjadi masalah," ujar Asep.


Beberapa kendala selain dipengaruhi adat ketimuran dimana polisi sulit untuk membongkar kejahatan seksual kepada anak, juga dipengaruhi oleh resiko perkembangan psikologi anak yang menjadi korban dan pihak keluarga yang memandang hal tersebut merupakan aib.

"Jadi memang kejahatan ini tak seluruhnya kita terima laporannya. Kita sekarang ada patroli siber terutama terhadap anak," ujar Asep.

Adapun problem lainnya, pelaku kejahatan seksual dan perilaku seks menyimpang saat ini telah berevolusi, yang tadinya secara langsung bertemu korbannya, saat ini para pelaku kejahatan seksual melakukannya melalui media sosial.

"Teranyar kita baru mengungkap perkara child grooming, nah pelaku ini sebenarnya tengah melakukan hukumannya, ironisnya dalam LP, dia melakukan ekspolitasi dan kekerasan terhadap anak melalui dunia maya," pugkas Asep.

Dalam diskusi ini, selain Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra, juga menghadirkan pembicara Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Siti Hikmawati; Plt Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Riki Arif Gunawan; pakar psikologi/Direktur Rumah Konseling, Muhammad Iqbal; dan pakar hukum pidana, Suparji Ahmad.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya