Berita

Rocky Gerung (berdiri) dalam acara diskusi di Gedung KPK Jakarta/RMOL

Hukum

Rocky Gerung: Presiden Tidak Intervensi Pemberantasan Korupsi? Itu Kan Dungu

SELASA, 23 JULI 2019 | 18:12 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Indonesia saat ini masih dalam tahapan transisi dari masa Orde Baru menuju sepenuhnya demokratis.

Dalam masa ini, ada dua pekerjaan rumah yang sampai hari ini belum selesai yaitu penyelesaian kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dan pemberantasan korupsi.

Demikian dikatakan Peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, Rocky Gerung, di sela diskusi publik bertajuk "Upaya Mempertahankan Independensi KPK" di Gedung Penunjang KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/7).


Ia mengatakan, lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lahir akibat situasi yang terjadi di Orde Baru.

"Kalau Orba tidak korupsi, KPK hari ini enggak akan ada," ungkap Rocky.

Terkait itu, Rocky berharap presiden lebih bertanggung jawab dalam agenda pemberantasan korupsi.

"Kita memilih presiden untuk berantas korupsi tetapi presiden bilang saya tidak boleh intervensi. Ini kan dungu. Bukankah dia pemenangnya?" sentil Rocky.

Ia menyoroti perkara korupsi Sjamsul Nursalim pada skandal BLBI yang sampai kini tidak tuntas. Sjamsul sendiri masih bebas berkeliaran. Selain itu, kasus penyerangan air keras ke wajah penyidik KPK, Novel Baswedan, pada April 2017.

Menurut Rocky, dua kasus besar itu menuntut tanggung jawab lebih besar dari Presiden Jokowi. Presiden tidak boleh lagi bersembunyi dengan dalih tidak mau mengintervensi penegakan hukum.

"Untuk tahu KPK independen atau tidak, harus diintervensi dulu. Presiden boleh intervensi? Ya boleh. Malah saya anjurkan. Bagaimna penindakan korupsi kalau mercusuar Istana redup?" kritik Rocky.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya