Berita

Alvin Lie/Net

Politik

Penurunan Tiket Pesawat Berjadwal Tidak Realistis

RABU, 17 JULI 2019 | 13:56 WIB | LAPORAN:

Langkah pemerintah menekan harga tiket pesawat dengan mengeluarkan kebijakan penurunan tarif maskapai penerbangan berjadwal dalam negeri untuk kelas ekonomi menuai kritik tajam.

Pengamat penerbangan Alvin Lie menjelaskan bahwa aturan Kemenhub yang mengubah aturan batas bawah menjadi 35 persen dari batas atas dinilai tidak realistis dan akan merugikan pihak maskapai. Sebab, jadwal itu tidak bisa diterapkan secara berkelanjutan.

“Jadwal tertentu ini tidak akan suistainable, semua airlines rugi, tanpa ini pun sudah rugi apalagi ditekan dengan ini, makanya Lion Air berani menolak kan? Karena mereka rugi, nggak kuat, tidak sustainable, tidak realistis,” ujarnya kepada Kantor Berita RMOL usai diskusi di Kuningan, Jakarta, Rabu (17/7).

Anggota Ombudsman RI ini kemudian menyinggung biaya retribusi bandara yang tidak pernah dibahas dan tidak diketahui dampaknya oleh masyarakat. Padahal biaya retribusi signifikan dalam membuat harga tiket mahal.

“Misal kita tebang naik Garuda dari Terminal 3, Rp 130 ribu itu tidak masuk Garuda. Itu untuk bayar retribusi bandara,” ujarnya.

Untuk itu, Alvin meminta pemerintah meninjau kembali biaya retribusi bandara. Sebagaimana tarif tol yang dua tahun naik, biaya ini juga harus ditinjau ulang. Apalagi sudah lima tahun tidak ada peninjauan.

“Biaya tol saja setiap dua tahun naikan? Tapi airline tidak boleh naikkan tiket, gimana?” keluhnya.

Lebih lanjut, Alvin meminta pemerintah untuk lebih fokus kebutuhan pokok transportasi udara. Sementara di luar itu, pemerintah berwenang dalam memberi rambu-rambu agar ruang gerak pelaku usaha untuk berkompetisi tetap terjaga.

“Sebab semakin diatur semakin tidak efisien, termasuk juga saya menilai tarif batas atas (TBA) itu masih perlu atau tidak, kalau masih bisa jual ngapain dibatasin. Fokusnya pemerintah kan mengawal adanya kedisiplinan dalam perawatan,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya