Berita

Wakil Presiden Jusuf Kalla/RMOL

Bisnis

Bicara Industri 4.0, JK Sindir Krakatau Steel Tak Bekerja Efisien

KAMIS, 11 JULI 2019 | 15:12 WIB | LAPORAN:

Polemik perusahaan pelat merah, Krakatau Steel yang mengalami kerugian menjadi salah sau bahasan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam forum diskusi Smart Business Talk bertajuk Making Indonesia 4.0 VS Super Smart Society 5.0.

Awalnya, JK menyinggung soal lambannya perkembangan industri 4.0 yang disebabkan karena ketidakefisienan dalam bekerja. Ketidakefisienan itulah yang kemudian membawa industri baja tanah air kalah dari produksi luar negeri.

"Polanya itu, kesimpulannya efisien. Tidak bisa semuanya pabrik sepatu. Bisa saja, tapi ongkosnya bisa naik. Contohnya banyak di koran, pabrik baja kita bermasalah, kenapa bermasalah? Karena tidak bisa efisiensi dibandingkan dengan China," ungkap JK di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Kamis (11/7).

Mendengar pemaparan JK, salah seorang peserta diskusi yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini kemudian mempertanyakan eksistensi China yang menyerang pasar baja. Disinggung pula soal banyaknya jembatan Indonesia yang dibangun oleh China.

Menjawab hal tersebut, JK menegaskan bahwa keterlibatan China dalam membangun jembatan tak banyak. "China hanya Suramadu, tidak ada yang lain," tuturnya.

Soal industri baja, JK menilai baja Indonesia lebih mahal dibandingkan China. Jika harga pokok baja Indonesia senilai 600 dolar per ton, ujar JK, China bisa menjual dengan harga yang lebih murah di kisaran 400 dolar.

"Kalau mencapai sampai 500 dolar, dia (China) untung 100 dolar, kita rugi seratus. Jadi makin banyak diproduksi Krakatau Steel makin susah karena pakai teknologi lama, teknologi Jerman tapi lama sehingga kalah dengan teknologi baru yang simpel," tegasnya.

"Ya jadi rusak karena harga. Dulu harga bahan itu 1000 dolar per ton, sekarang sudah 500 dolar. Semuanya industri kita harga pokoknya di atas itu. Jadi mau efisien atau mau konteks harga mahal?" tuturnya.

Melihat fenomena ini, JK kembali menegaskan bahwa PT Krakatau Steel seharusnya bisa lebih efisien.

"Jadi harus bisa menyesuaikan efisiensinya, Krakatau Steel ya harus efisien," tegasnya.

Lebih detil, efisiensi juga tak hanya pada harga bahan, melainkan jumlah pekerja yang dipekerjakan. Beberapa negara lebih memilih menggunakan mesin dan mengurangi pekerja, hal ini berimbas pada efisiensi pengeluaran.

"Pabrik semen kita katakanlah 600 sampai 800 orang satu pabrik, tapi pabrik China cuma 70 orang karena semuanya otomatis. Jadi ongkosnya murah, jadi itulah yang namanya revolusi industri, itulah efisiensi, semua yang mahal akan mati," lanjut JK.

Menutup jawabannya, JK kembali menawarkan dua pilihan terkait polemik Krakatau Steel.

"Yang mana, kepentingan rakyat yang ingin murah atau kepentingan industri yang tidak efisien? Pilihannya sulit memang, tapi pemerintah justru memberi jalan agar industri kita lebih efisien juga," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya