Pendapatan PT. Kawasan Berikat Nusantara (KBN) belum mencapai target laba yang ditetapkan. Bahkan, hingga Juni 2019 belum mencapai 20 persen target.
Begit kata salah satu pendiri PT KBN, Yustian Ismail dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/7). Menurutnya, rasio dana lancar yang dimiliki oleh KBN dengan utang juga jomplang.
“Kalau KBN tidak mendapatkan uang yang banyak di bulan Agustus nanti, kondisi KBN dapat terpuruk,†ujarnya.
Pernyataan Yustian itu dimaksud untuk membantah kuasa hukum KBN yang menyebutkan bahwa perusahaan berjalan dengan baik dan sehat. Bahkan disebutkan sebagian besar masalah yang ditinggalkan pengurus lama sudah diatasi oleh Direktur Utama PT KBN Sattar Taba dan sudah untung sejak 2015.
Menurut Yustian, kini kondisi keuangan KBN justru memikul beban berat berupa banyaknya tagihan-tagihan utang. Salah satunya ada yang jumlahnya sangat besar, seperti untuk pembiayaan pembangunan area C-4.
“Untuk membayar utang-utang tersebut, KBN tidak akan mampu kecuali menambah pinjaman lagi. Bagaimana bisa dibilang untung, buntung barangkali,†tambahnya.
Lalu untuk mengenai laporan keuangan KBN, Yustian meminta pemerintah untuk menugaskan auditor independen yang profesional guna menangani permasalahan yang terjadi di dalam tubuh KBN.
“Saya ingin KBN kembali ke masa kejayaannya, untuk itu tikus-tikus yang berkeliaran di KBN harus dibasmi,†pungkasnya.
"KBN harus kembali ke konsep awal, karena tidak ada ahli pelabuhan di KBN. Salah kamar KBN masuk ke pelabuhan,†tutup Yustian.
