Berita

Pengamat pendidikan, Doni Koesuma/Net

Politik

Polemik Penghapusan Pelajaran Agama Harus Dilempar Ke DPR

MINGGU, 07 JULI 2019 | 09:26 WIB | LAPORAN:

Isu penghapusan pendidikan agama kembali mencuat setelah pernyataan kontroversi praktisi pendidikan, Setyono Djuandi Darmono atau S.D Darmono mencuat.

Chairman Jababeka tersebut menyatakan pendidikan agama sebaiknya cukup diajarkan oleh orang tua atau bisa dengan guru agama di luar sekolah.

Menanggapi hal ini, pengamat pendidikan Doni Koesoema tak sepakat dengan pernyataan tersebut lantaran pendidikan agama dianggap sebagai hal penting.

"Pendidikan agama telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia di Indonesia," kata Doni saat dihubungi Kantor Berita RMOL, Sabtu (6/7).

Menurutnya, berembusnya polemik penghapusan pelajaran agama harus ditangani oleh wakil rakyat di Senayan, yakni Dewan Perwakilan Rakyat.

Hal itu dikatakan sesuai dengan semangat Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara.

"Terkait pelajaran agama, saya sependapat dengan apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantara bahwa terkait pelajaran agama ini perlu diserahkan pada kesepakatan antara para wakil rakyat sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang (UU)," tuturnya.

Dengan diserahkan kepada DPR, kata Doni, pendidikan agama akan tetap ada jika para wakil rakyat masih menghendaki pelajaran agama, seperti halnya dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003.

"Jadi kalau wakil rakyat menghendaki tetap ada, maka sebaiknya pendidikan agama tetap ada. Dalam UU Sisdiknas 2003, pendidikan agama masih ditetapkan sebagai mata pelajaran wajib," tuturnya.

Sebelumnya, kontroversi Darmono yang menganjurkan Presiden Jokowi untuk mengeluarkan pelajaran agama dan digantikan dengan memperkuat pelajaran budi pekerti.

Namun pihak Jababeka langsung meluruskan melalui keterangan tertulisnya pada Jumat (5/7). Pernyataan tersebut dimaknai sebagai keprihatinan SD Darmono terkait identitas agama saat dikaitkan dengan politik malah mendorong munculnya konflik dan polarisasi sosial, termasuk paham keagamaan yang ekstrem ke sekolah dan universitas.

Padahal, semua agama mengajarkan persatuan dan akhlak mulia, dan hendaknya pelajaran agama lebih menekankan character building dan kemajuan bangsa, terlebih Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya