Berita

Mardani Ali Sera/NET

Politik

Pernyataan Moeldoko Seperti Menggambarkan Jokowi Sosok Angkuh Dan Jumawa

JUMAT, 05 JULI 2019 | 21:29 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Pernyataan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko terkait untuk tidak mendesak diadakannya rekonsiliasi karena dapat menggangu kinerja pemerintah sangat tidak bijak dan berseberangan dengan keinginan Presiden Joko Widodo.

"Ini sikap yang tidak bijak, Pak Jokowi justru tegas memberi ruang (rekonsiliasi)," ujar Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera kepada Kantor Berita RMOL, Jumat (5/7).

Dengan membuka ruang rekonsiliasi, kata Mardani, Jokowi sudah memberikan contoh bahwa pemenang kontestasi harus lebih sabar dan lembut dalam merangkul kelompok yang kalah.

Tetapi, lanjutnya, ketika Moedoko menyebut rekonsiliasi tidak penting. Maka, dia seperti mencerminkan sebaliknya bahwa Jokowi sangat angkuh dan sombong.

"Pernyataan Moeldoko bisa ditafsirkan sikap jumawa dan menjauhkan proses pendekatan yang suda bagus dibangun Pak Jokowi," jelasnya.

Mardani berpesan bahwa Moeldoko sebagai tokoh nasional yang cukup senior harusnya bisa memberi contoh yang baik pada masyarakat.

"Bijaklah bersikap karena sikap elit diikuti grass root," demikian Wakil Ketua Komisi II DPR ini.

Sebelumnya, Moeldoko mengatakan, pihaknya tau mau terjebak dengan wacana pertemuan Jokowi-Prabowo guna membahas soal rekonsiliasi. Bahkan, ia menyebut pertemuan dalam rangka untuk rekonsiliasi itu tak terlalu penting dibicarakan lagi.

"Nanti kita semuanya hanya terjebak di situ, enggak maju-maju," katanya.

Ia menambahkan, saat ini kondisi di masyarakat sudah berjalan normal setelah putusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan Jokowi-Maruf sebagai presiden dan wakil presiden 2019-2024 berdasar putusan Mahkamah Konstitusi yang menolak gugatan sengketa Pilpres 2019.

Sehingga, menurut Moeldoko, rekonsiliasi yang sebenarnya telah terjad di masyarakat, tak penting lagi pertemuan Jokowi dan Prabowo.

Ia pun meminta kepada semua pihak untuk tidak lagi membahas soal rekonsiliasi. Pasalnya, menurut Moeldoko agenda rekonsiliasi yang tidak jelas kapan bertemunya ini justru akan menjadi hambatan negara untuk maju karena hanya memikirkan kepentingan elit dan kelompok tertentu.

"Kita ini memikirkan negara. Jangan kita terjebak antara satu elite ke elite, jangan terjebak satu kelompok ke kelompok. Masyarakat Indonesia sekarang ini sudah happy dengan situasi yang ada. Jangan lagi justru istilah-istilah rekonsiliasi malah mengganggu," ujar Moeldoko.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya