Berita

Airlangga Hartarto/Net

Politik

Demi Rakyat, Munas Golkar Disarankan Sebelum Pelantikan Presiden

JUMAT, 05 JULI 2019 | 12:00 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar disarankan segera dilakukan sebelum pelantikan Joko Widodo-Maruf Amin pada Oktober 2019.

Hal itu dikatakan pengamat kebijakan publik, Trubus Rahardiansyah untuk memberi kepastian kepada negara dan rakyat agar pemerintahan Jokowi - Maruf bisa melaksanakan tugasnya.

"Munas sebelum pelantikan justru menguntungkan pemerintah dan rakyat. Karena kalau setelah pelantikan diselenggarakan Munas, tentu terjadi ketidakpastian yang bisa mengguncangkan situasi," kata Trubus saat dihubungi, Jumat (5/7).

Dengan digelar sebelum pelantikan, maka Presiden Jokowi bisa langsung berkoordinasi dengan ketua umum defenitif mengingat posisi Golkar sebagai pemenang kedua di Pileg. Dengan begitu, penyusunan menteri di kabinet dan program kerja bisa berjalan selaras.

"Artinya siapapun ketum partai bisa mengonsolidasikan barisannya ke Pak Jokowi," ujarnya.

Sebaliknya, jika Golkar menggelar Munas setelah pelantikan, maka akan menimbulkan sejumlah kerugian. Pertama, jelas Trubus, Jokowi akan bingung untuk memilih menteri dari Golkar.

"Pak Jokowi kan tidak tahu ketua partainya siapa sehingga akan bingung siapa calon menteri yang akan dipilih di kabinet," tuturnya.

Kedua, ketidakpastian sosok Ketum Golkar juga akan memengaruhi kinerja petahana  apabila menteri-menteri yang dipilih dari Golkar tak selaras dengan ketua umum yang baru.

Imbasnya, hal ini tentu akan menjadi masalah baru bagi pemerintahan Jokowi-Maruf, khususnya dalam menjalankan program periode keduanya.

"Kebijakan-kebijakan semakin kritis manakala orang-orang yang dipilih enggak nyambung dengan ketua partai yang terpilih nanti. Yang sekarang ini kan Airlangga Hartanto mendukung Jokowi, kalau misalnya nanti bukan Airlangga yang terpilih, pasti terjadi kerancuan," tegasnya.

Atas dasar itu, Trubus menyarankan Munas partai berlambang pohon beringin ini perlu dipercepat demi pemerintahan baru serta keuntungan bagi Golkar sendiri.

"Setidaknya Ketua Umum Golkar sudah definitif. Jadi nanti akan memberi kepastian dan bisa leluasa memberikan nama menteri yang akan bertugas di kabinet Jokowi nanti," tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya