Berita

Plt. Executive Vice President Corporate Communication & CSR, Dwi Suryo Abdullah/Net

Bisnis

Berhasil Naikkan Regulasi 98,5 Persen, PLN Juga Cetak Laba Bersih 4.2 Triliun Di Awal 2019

KAMIS, 04 JULI 2019 | 03:11 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Hingga Mei 2019, PLN berhasil menaikan rasio elektrifikasi nasional sebesar 98,5 persen dan mencetak laba bersih sebesar Rp 4,2 triliun pada Triwulan I 2019.

Plt. Executive Vice President Corporate Communication & CSR, Dwi Suryo Abdullah mengatakan, keberhasilan itu tidak terlepas dari peran seluruh insan PLN dalam upaya percepatan pembangunan kelistrikan di Tanah Air dan upaya perseroan seperti pertumbuhan penjualan, peningkatan kinerja operasi dan keuangan, serta efisiensi operasi.

"Sebagai perusahaan penyedia listrik negara, suplai listrik kepada masyarakat menjadi prioritas utama PLN,” kata Dwi saat ditemui di kantornya, Rabu (3/7).

Selain keandalan sistem, lanjutnya, sisi ekonomi juga sangat diperhatikan. Hal ini demi ketersediaan listrik terjangkau bagi masyarakat yang diwujudkan dalam Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang tidak pernah mengalami kenaikan sejak 2015.

“Bahkan mengalami penurunan dan tetap sejak 1 Januari 2017,” jelasnya.

Dwi menambahkan, hal ini dilakukan untuk mendukung daya saing produk industri dan manufaktur sehingga memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.

Untuk diketahui, sesuai Undang-Undang 30/2009 Pasal 34 ayat 1 tentang kewenangan pemerintah dalam menetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen, dengan persetujuan DPR RI. Dimana penetapan tarif tenaga listrik dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) dan harus mendapat persetujuan dari DPR.

Selanjutnya PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara akan mengikuti semua regulasi dan ketetapan yang diambil pemerintah.

Penetapan TTL yang diatur oleh pemerintah, masih kata Dwi, dikenal dengan Tarif Adjusment (TA) baik untuk golongan tarif nonsubsidi maupun subsidi yang dihitung berdasarkan 3 hal, yaitu kurs, inflasi, dan ICP. Dalam menentukan tarif pemerintah akan memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat sehingga dimungkinkan hingga akhir tahun 2019 tidak ada kenaikan tarif.

“Dalam upaya turut serta berkontribusi dalam penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar USD, maka mari kita menggunakan produk dalam negeri sehingga kurs rupiah menguat yang nantinya akan mampu mendorong tarif listrik untuk turun,” pungkas Dwi.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya