Berita

Pesantren Zamzam Assyifa/Ist

Publika

Pesantren Di Apartemen

KAMIS, 04 JULI 2019 | 01:13 WIB | OLEH: JOKO INTARTO

DUA tahun lalu masih berupa cerita. Sekarang sudah nyata. Pesantren Zamzam Assyifa.

Zamzam diambil dari nama apartemen Zamzam Tower di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat. Assyifa adalah nama pesantren modern di Subang, Jawa Barat.

Nama pesantren baru itu menjadi Zamzam Assyifa karena menginduk ke pesantren Assyifa tetapi lokasinya di apartemen Zamzam Tower.


Sejauh yang saya tahu, ini pesantren pertama di Indonesia yang menempati kompleks apartemen. Menempati 15 lantai dari satu tower apartemen tersebut.

Sudah masuk dua tahun pesantren ini beroperasi. Angkatan pertama sebanyak 40 orang. Mulai kelas VII. Tahun ini menerima angkatan kedua: 40 orang. Satu orang dari Malaysia. Dua orang dari Arab Saudi.

Dari lokasinya, bisa ditebak. Pesantren ini tidak menyasar segmen masyarakat kebanyakan. Hal ini diakui Guntur Subagja, founder pesantren. "Kami memang menyediakan fasilitas pesantren ini untuk melayani anak-anak muslim dari kelas menengah atas," katanya.

Pengelola pesantren sebisa mungkin menyediakan fasilitas yang mendekati kondisi di rumah para santri. Walau namanya pesantren, fasilitas boarding di apartemen itu sangat baik.

Ruang tidurnya berukuran 49 meter persegi diisi 10 orang. Ada 5 bed susun dengan kasur, bantal, dan selimut yang selalu bersih dan wangi. "Kami menyediakan layanan laundry," kata Guntur.

Ruang tidur itu dulunya unit apartemen tipe studio 2 kamar. Dinding kamarnya semua dibongkar. Kamar mandi dipindah di luar.

Suasana bersih juga tampak di masjid, ruang kelas, ruang makan, dan kamar mandi. Sudah seperti hotel saja. Kinclong dan harum.

Untuk masuk pesantren, orang tua santri membayar uang pangkal Rp 80 juta. Sedangkan biaya sekolah Rp 6,5 juta per bulan.

Mahal? Relatif.

Kata Guntur, yang menyekolahkan anaknya di pesantren itu rata-rata orang tua dengan penghasilan pas-pasan. Pas harus bayar uang pangkal Rp 80 juta, ada uangnya. Pasa harus bayar SPP Rp 6,5 juta juga ada uangnya.

Penulis adalah praktisi komunikasi, penyedia solusi video conference profesional di Jakarta

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya