Berita

Dubes Djauhari Oratmangun/KBRI Beijing

Bisnis

KTT Fintech Indonesia-China, Dubes Djauhari: Ini Saatnya Asia Timur dan Tenggara Berkolaborasi

SENIN, 01 JULI 2019 | 05:09 WIB | LAPORAN:

Pemangku kepentingan, investor dan para pengambil keputusan dari Cina dan Indonesia bertemu untuk mengeksplorasi potensi fintech secara massif dan peluang bisnis di Indonesia, dalam KTT Fintech China-Indonesia yang pertama kali dan diorganisir oleh Momentum Works.

KTT itu berlangsung bersamaan dengan KTT G20 di Osaka, pada minggu yang sama, saat Presiden China Xi Jinping dan Presiden Indonesia Joko Widodo bertemu guna membahas kolaborasi ekonomi digital.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Indonesia Republik Rakyat Cina, HE Djauhari Oratmangun, membuka pertemuan puncak dengan pidato utama tentang "Masa Depan Teknologi Keuangan Indonesia".


Ia menyoroti sinergi strategis antara keahlian Cina dalam ekonomi digital dan peluang besar yang disajikan pada pasar di Indonesia.

Dalam pidatonya, Dubes sangat merekomendasikan investor dan perusahaan Cina yang sukses di bidang fintech untuk fokus pada inovasi dalam inklusi keuangan, investasi dalam infrastruktur digital, berpartisipasi dalam potensi perbankan syariah yang belum dimanfaatkan dan keuangan, serta memanfaatkan peran Indonesia sebagai pintu gerbang ke Asia Tenggara
dan pasar global.

“Ini adalah waktu kita untuk Asia Timur dan Tenggara, dan kata kuncinya adalah kolaborasi dan kerjasama,” kata Djauhari.

Ia mengungkapkan, dalam temuan laporan Fintech MW 2019 Indonesia, di mana laporan tersebut menyebut ekonomi digital di Indonesia sedang mengalami ledakan demografis. Populasi sedang 270 juta, dan PDB per kapita di atas US $4,000. Namun penetrasi bank hanya 50%, dan kepemilikan kartu kredit kurang dari 5%.

Dalam dua tahun terakhir, lanjutnya, banyak pemain lokal dan asing mulai berinvestasi dalam jumlah besar di sektor ini, termasuk pinjaman fintech, pembayaran, dan asuransi insuretech.

"Gojek telah membangun GoPay-nya ke salah satu pemain fintech terkemuka di Indonesia, sementara OVO, bermitra dengan Grab dan Tokopedia, membentuk pembayaran terbuka atau fintech ekosistem di negara ini," katanya.

Secara keseluruhan, dalam KTT itu, hadir lebih dari 150 investor dan senior praktisi industri di industri Fintech China, bersama-sama dengan lebih dari 40 perusahaan dan investor fintech dari Indonesia.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya