Berita

Didik J Rachbini/Net

Bisnis

Pengakuan Sri Mulyani Soal APBN Bukti Kas Negara Sedang Kritis

SELASA, 25 JUNI 2019 | 17:42 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Klaim Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang menyebut kas negara masih cukup untuk menggaji Aparatus Sipil Negara (ASN) selama tiga bulan justru memperlihatkan kondisi keuangan negara yang memprihatinkan.

Alih-alih menepis kekosongan anggaran, pernyataan tersebut justru seakan membuka kondisi keuangan yang sesungguhnya terjadi.

Hal itu dikatakan oleh Ekonom Senior Indef, Didik J. Rachbini dalam menanggapi Menkeu yang menepis tudingan kekosongan kas negara.


"Dana tiga bulan (gaji PNS) itu memang pas-pasan, menunjukkan (kas negara) kritis," kata Didik kepada Kantor Berita RMOL, Selasa (25/6).

Dalam pengakuan Sri Muyani, kas negara masih berada di kisaran Rp 90-100 triliun. Hal itulah yang diakui masih mampu untuk menggaji pegawai negeri seluruh Indonesia. Namun demikian, Didik menilai jumlah tersebut tak serta merta bisa menyelesaikan APBN yang mengalami defisit.

Dijelaskan Didik, APBN Indonesia memiliki dua masalah besar yang harus diselesaikan. Pertama adalah soal pendapatan.

Saat ini, tax ratio Indonesia menjadi yang paling lemah di ASEAN dengan persentase maksimal 10 persen. Jumlah tersebut dinilai tak bisa memenuhi hasrat pembangunan infrastruktur yang jor-joran dibangun.

"Makanya menyuruh BUMN nyari utang sehingga BUMN utangnya jeblok," jelasnya.

Hal lain yang menjadi masalah adalah pengeluaran atau expenditure APBN yang rutin terjadi. Seperti halnya pengeluaran gaji pegawai negeri yang jumlahnya besar namun berbanding terbalik dengan kondisi yang tak produktif.

"Bahkan birokrasi yang sangat-sangat menganggu investasi. Kemudian dana untuk daerah jumlahnya besar. Dengan demikian sisa tabungan dan cash flow tidak besar," tegasnya.

Hal-hal tersebutlah yang menjadi alasan ketiadaan uang negara yang dikelola Kemenkeu.

"Menkeu itu tidak punya kemewahan, tidak mempunyai cadangan yang banyak untuk membiayai pembangunan," tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya