Berita

Pengamat Militer dan Intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati dalam acara Dialog Merajut Kebhinekaan di The Goodrich Hotel/Ist

Hukum

Pengamat Militer: Perempuan Indonesia Rentan Jadi Target Radikalisasi

KAMIS, 20 JUNI 2019 | 20:32 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Perempuan Indonesia saat ini dinilai rentan menjadi target radikalisasi. Menurut Pengamat Militer dan Intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, hal ini disebabkan oleh faktor agama, sosial, dan kultural yang cenderung menempatkan perempuan dalam posisi marjinal dan subordinat.

Ia menjabarkan, perempuan direkrut dan diinvestasikan melalui pernikahan lantaran secara sosial, perempuan dipandang sekadar objek yang harus patuh dan tunduk sepenuhnya terhadap pasangannya.

"Mereka kemudian mendapat indoktrinasi bahwa ideologi pancasila dan sistem demokrasi adalah buatan thoghut sebagai faktor untuk meneguhkan legitimasi agama," kata Nuning dalam acara Dialog Merajut Kebhinekaan di The Goodrich Hotel, Jakarta (20/06).


Dengan kultur patriarki di Indonesia yang menempatkan perempuan dalam posisi marjinal dan subordinat, lanjutnya, perempuan Indonesia akan lebih mudah menjadi terpapar radikalisme.

Hal itu diperparah dengan kondisi perempuan pedesaan yang tingkat pendidikan dan ekonomi rendah dinilai jauh lebih mudah terpapar radikalisme.

"Radikalisme sudah masuk perkotaan, building to building, jaringan teroris ini melakukan cipta kondisi di media sosial untuk melanggengkan kultur patriarki melalui kampanye terstruktur dan masif mengenai poligami dan gerakan lainnya," tegasnya.

Ia melanjutkan, hal ini juga didorong oleh fenomena post truth dan hoax di media sosial yang menempatkan narasi radikal diproduksi secara besar-besaran, multi channel, cepat, bias konfirmasi, dan manipulatif.

Untuk itu, Nuning menegaskan bahwa selain penanggulangan, BNPT perlu fokus pada faktor pencegahan arus radikalisasi di kalangan perempuan Indonesia lantaran kedua faktor tersebut harus sama kuat.

Yang tak kalah penting, stakeholder lainnya perlu meningkatkan upaya internalisasi nilai kesetaraan dan keadilan gender agar perempuan Indonesia dapat lebih berdaya melawan dominasi kultur patriarki. Hal ini, imbuhnya, dapat dilakukan dalam prinsip kerja sama dengan organisasi keagamaan moderat yang memproduksi counter narasi radikalisasi.

"Untuk pencegahan di media sosial, pembatasan tidak efektif untuk menangkal radikalisme. Yang harus dilakukan adalah meningkatkan kemampuan literasi masyarakat Indonesia," tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya