Berita

Foto: Net

Hukum

Peluru Yang Tembus Korban Tewas Kerusuhan 21-22 Mei Kaliber 5,56 Dan 9 mm

RABU, 19 JUNI 2019 | 13:26 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Tim investigasi internal Polri telah melakukan uji balistik terhadap proyektil peluru yang bersarang di tubuh korban tewas kerusuhan 21 dan 22 Mei lalu di Jakarta.

Dari hasil Laboratorium Forensik (Labfor), tiga proyektil yang berhasil diangkat berkaliber 5,56 dan 9 Milimeter (mm).

"Dari hasil uji labfor menyebutkan dari tiga proyektil yang didapat dari tubuh korban yang diduga pelaku perusuh kaliber 5,56 dan kaliber 9 mm," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (18/6).


Tingkat kerusakan proyektil cukup parah, terutama pada kaliber 9 mm sehingga mempersulit uji balistik jenis senjatanya.

Dedi menjelaskan, kaliber 5,56 mm dan 9 mm biasanya digunakan untuk senjata standar Polri-TNI, termasuk jenis rakitan.

"Sebagai contoh kejadian konflik yang ada di Papua, kemudian di Maluku termasuk tersangka terorisme MIT (Mujahidin Indonesua Timur) Itu kan mereka mendapat peluru organik. Cuman senjata yang digunakan sebagai besar rakitan," jelas Dedi.

Namun lanjut Dedi, akan sulit ditelusuri alurnya jika peluru itu berasal dari senjata rakitan.

"Ciri khasnya senjata rakitan lebih sulit. Untuk mengidentifikasi alur senjatanya, dari uji balistik itu akan kesulitan. Makanya senjata rakitan itu ada yang memiliki alur ada yang tidak memiliki alur. Kalau senjata standar jelas alurnya ke kanan atau ke kiri," papar mantan Wakapolda Kalimantan Tengah ini.

Dedi kembali menegaskan bahwa seluruh personel Polri dan TNI pada saat melakukan pengamanan aksi 21 dan 22 Mei tidak dibekali senjata api maupun peluru tajam. Mereka hanya dilengkapi tameng dan gas air mata.

“Dan sebagian besar sembilan korban yang diduga perusuh tidak ada di depan Bawaslu. Semua TKP di luar lokasi Bawaslu,” pungkas Dedi. 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya