Berita

Hencky Luntungan/Net

Politik

Hencky Luntungan: Usul KLB Dinamika Internal, SBY Harus Evaluasi Hasil Pemilu Dan Gusur Penumpang Gelap

SENIN, 17 JUNI 2019 | 08:25 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Salah seorang pendiri Partai Demokrat, Hencky Luntungan, tak bisa menahan geram mendengar desakan agar dua senior partai itu, Max Sopacua dan Prof. Mubarok, dipecat.

Desakan pemecatan Max Sopacua dan Prof. Mubarok beredar tak lama setelah keduanya menyampaikan keprihatinan atas situasi terakhir yang dialami partai.

Menurut Hencky dalam pesannya yang beredar luas di jejaring media, usul Kongres Luar Biasa (KLB) yang disampaikan Max Sopacua dan Prof. Mubarok adalah bagian dari dinamika internal.

Itupun, ada istilah “jika” dalam usul itu. Artinya, jika situasi memang memerlukan KLB.

“Terlalu dini untuk mengusulkan pemecatan terhadap kedua tokoh ini bersama rekan-rekannya. Yang mengusulkan juga orang-orang yang baru dikenal sementara mencari panggung di PD, alias penumpang gelap,” ujar Hencky.

Dia menambahkan, Max Sopacua dan Prof. Mubarok adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah Partai Demokrat karena mereka juga merupakan pendiri, atau dengan kata lain “pemilik rumah”.

“Perlu disadari bahwa yang mengusulkan pemecatan atau pengunduran diri justru mereka itulah yang merusak marwah PD,” sambung dia.

Hencky mengatakan, mendirikan sebuah partai yang sekali start menang dan mengantarkan SBY berkuasa sebagai presiden selama dua periode bukanlah hal yang mudah.

“Kapan Ferdinand, Jansen, Hinca, Andi, Imelda, dan lain-lain masuk PD. Mohon maaf, Pak SBY saja masuk PD tahun 2003, setelah PD exist,” masih kata dia sambil meminta agar penumpang gelap dan kutu loncat meninggalkan Partai Demokrat.

Hal lain yang disampaikan Hencky adalah permintaan agar SBY sebagai ketua umum segera membersihkan partai dari penumpang gelap, lalu menggelar silaturahmi nasional (silatnas) dengan pendiri sekaligus mengevaluasi personel partai secara selektif.

Juga perlu untuk mengevaluasi suara Partai Demokrat yang anjlok, dan membahas percepatan Kongres agar konsolidasi berbagai organisasi sayap di bawah Partai Demokrat dapat segera dilakukan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya