Berita

Slamet Hasan/RMOL

Politik

KA KAMMI Minta Polri Beri Informasi Lengkap Korban 22 Mei

JUMAT, 31 MEI 2019 | 11:56 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kericuhan yang terjadi pada 21 dan 22 Mei dinilai telah mengotori demokrasi di Indonesia.

Koordinator Tim Advokasi Korban Tragedi Pemilu 21-22 Mei 2019, Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA KAMMI) Slamet Hasan menilai bentrokan yang terjadi antara polisi dan para perusuh yang mengakibatkan  delapan orang tewas dan ratusan mengalami luka-luka patut disayangkan.

Demonstrasi, kata dia, seharusnya dipahami secara jernih oleh negara sebagai konsekuensi dari proses demokrasi.

“Namun sayang, peristiwa demokrasi tersebut dikotori dengan kericuhan yang menyebabkan delapan orang meninggal dunia, ratusan orang mengalami luka-luka baik ringan dan berat, serta ratusan orang lainnya ditangkap dan ditahan pihak kepolisian," ucapnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (31/5).

Slamet menilai, pihak kepolisian telah gagal menahan massa tanpa ada kekerasan, sehingga menimbulkan korban luka maupun korban jiwa.

"Satu sisi kepolisian perlu diapresiasi karena mampu mengatasi dan melokalisasi ancaman kerusuhan yang berpotensi meluas. Namun kepolisian gagal menahan menggunakan kekerasan terhadap peserta aksi massa," jelasnya.

Dia berharap pihak kepolisian segera memberikan informasi yang terang benderang kepada masyarakat mengenai korban dalam aksi. Termasuk menguraikan nama-nama demonstran yang ditangkap pihak kepolisian.

Dengan begitu, lanjutnya, pihak keluarga yang sedang mencari anggota keluarga yang hilang tidak kebingungan.

“Seharusnya kepolisian sesegera mungkin memberikan informasi yang pasti tentang siapa korban yang meninggal dan apa sebab meninggalnya, siapa yang mengalami luka-luka, di mana dirawat dan segera memberitahukan keluarganya, siapa yang ditangkap,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya