Berita

Penyambutan tahanan yang bebas dari penjara/Net

Dunia

Banyak Anggota Ikhwanul Muslimin Diberi Amnesti, Mesir Di Ambang Rekonsiliasi Nasional?

JUMAT, 24 MEI 2019 | 02:33 WIB | LAPORAN:

Presiden Mesir Abdel Fattah a-Sisi pada Kamis (16/5) lalu mengeluarkan amnesti untuk membebaskan 560 tahanan politik. Menurut statistik, amnesti pekan lalu itu adalah yang ke-13 kalinya dilakukan oleh Al-Sisi.

Sementara, sejak berkuasa pada Juni 2014 lalu, Al-Sisi juga telah memberikan amnesti kepada total 8.661 tahanan.

Tanda tanya menyelimuti keputusan amnesti terbaru itu. Pasalnya, sebagian besar amnesti itu justru diberikan kepada tahanan yang dihukum dengan dalih mendukung atau anggota Jamaah Ikhwanul Muslimin, yang saat ini dicap sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Mesir.


Para pengamat juga berbeda pandangan soal langkah Al-Sisi memberi ampun kepada lawan politiknya itu. Sebagian dari mereka bahkan menilai langkah itu sebagai titik balik untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional secara menyeluruh di Mesir.

Dari yang diampuni pada Kamis (16/5) lalu itu, terdapat 15 orang wanita, di mana 9 di antaranya dijatuhi hukuman akibat ikut serta dalam demonstrasi mendukung Kelompok Ikhwanul Muslimin tahun 2015 lalu.

Sejumlah tahanan yang dibebaskan juga adalah terpidana peristiwa Alexandria, penghancuran Direktorat Kesehatan di Kafr el-Sheikh dan kerusuhan di Giza, yang kesemuanya terjadi usai aksi Rabiah - aksi protes atas penggulingan Presiden Mohamed Morsi - pada Agustus 2013.

Partai Pembangunan dan Pengembangan Mesir (sayap politik al-Gamaa al-Islamiyya) pun menanggapi kebijakan Al-Sisi ini. Mereka berharap, kebijakan itu akan menjadi awal terwujudnya rekonsiliasi nasional serta pengosongan penjara dari tahanan politik.

Partai ini berdiri pada tahun 2013 silam, dan  menjadi bagian dari koalisi pendukung legitimasi mantan presiden Mohamad Morsi. Namun, partai keluar dari koalisi tersebut pada Desember tahun lalu.

Sementara itu, peneliti dan pengamat politik Islam, Amru Abdul Mu'im mengatakan, kebijakan amnesti yang dikeluarkan Al-Sisi baru-baru ini adalah strategi untuk menenangkan situasi di negara itu.

"Itu akan menjadi kebijakan fase selanjutnya setelah (pemerintah Mesir) membongkar sel-sel terorisme baik di dalam negeri seperti batalion siber, maupun sel yang didanai dari luar negeri," kata Abdul Mun'im seperti dikutip dari Aljazeera.net, Jumat (24/5).

Sedangkan, Direktur International Institute for Strategic Sciences Mamdouh Almoner menyebutkan, amnesti Al-Sisi adalah upaya untuk menunjukkan sisi humanitas dirinya terhadap oposisi politiknya.

Menurut Moner, Pemerintahan Al-Sisi sedang mengirimkan pesan tak langsung kepada oposisi, terutama Ikhwanul Muslimin, bahwa sikap diam tanpa perlawanan mereka akan membuat semakin banyak tahanan politik yang dibebaskan.

"Pemerintah Mesir tahu bahwa menutup rapat ruang untuk Ikhwanul Muslimin justru akan membuat mereka putus asa yang berujung pada keinginan untuk balas dendam. Hal itu buruk karena memungkinkan pecahnya revolusi baru untuk menggulingkan pemerintah," imbuh Moner.

Hingga saat ini, Kelompok Ikhwanul Muslimin belum mau memberikan pengakuan dan legitimasi kepada Presiden Abdel Fattah Al-Sisi. Sebagai gerakan Islam yang cukup besar di Mesir, Ikhwan masih berupaya keras untuk mempertahankan legitimasi Mantan Presiden Morsi, yang digulingkan dalam kudeta tahun 2013 silam.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya