Berita

Ilustrasi/Net

Politik

People Power Dibilang Makar, Orang-orang Itu Tidak Paham Hukum Dan Sejarah

JUMAT, 17 MEI 2019 | 14:39 WIB | LAPORAN:

People power bukanlah suatu hal yang melanggar konstitusi atau makar. Pihak-pihak yang menyebut people power sebagai perbuatan makar dinilai tidak paham hukum.

Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Fadli Zon menjelaskan, people power maksudnya adalah membiarkan rakyat untuk mengambil sikap sendiri terkait hasil Pemilu 2019.

"Rakyat yang memiliki sikap. Itukan ada yang memilih tentu mempunyai sikap terhadap itu (hasil pilpres). Yang memilih kan puluhan juta," kata Fadli saat ditemui di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (17/5).

Lebih lanjut wakil ketua DPR ini memastikan kalau people power bukanlah hal yang melanggar konstitusi atau makar. Justru menurut dia, orang-orang yang bilang people power tidak konstitusional adalah mereka yang tidak paham.

Sebab ditegaskannya, makar adalah menjatuhkan pemerintahan dengan menggunakan senjata.

"Makar itu menjatuhkan pemerintahan yang sah dengan penggunaan kekerasan bersenjata dan sebagainya. Kalau orang cuma di mulut saja itu bukan makar," tegasnya.

Sejauh ini politisi PAN Eggi Sudjana telah ditetapkan dan ditahan sebagai tersangka kasus makar. Meski belum ditetapkan sebagai tersangka, salah satu petinggi BPN, Amien Rais pun telah dilaporkan ke polisi terkait people power.

Terkait itu, Fadli menekankan kalau aparat pemerintah sama sekali tidak paham sejarah terkait penggunaan pasal makar.

"Penahanan dan penersangkaan bagi mereka yang kritis kepada pemerintah itu bukan makar. Ini keterlaluan, itu sudah abuse of power. Tidak pernah dalam presedennya orang begitu mudah menggunakan pasal makar. Ini pemerintah sekarang termasuk aparat penegak hukum tidak ngerti sejarah," pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya