Berita

Ketua Divisi Kerelawanan MER-C Dr. Hadiki Habib Sp.PD, Pendiri dan Pembina MER-C Dr Jose Rizal Jurnalis Sp. OT, Presidium MER-C Dr Arif Rahman Sp. Red/RMOL

Politik

Kelelahan, Logikanya Stop Dulu Penghitungan Suara!

RABU, 15 MEI 2019 | 17:12 WIB | LAPORAN:

Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) menilai tidak ada upaya serius yang signifikan dari pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menangani kematian ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Hal itu disampaikan pendiri sekaligus Pembina MER-C, Dr Jose Rizal Jurnalis dalam konferensi pers menyikapi ratusan KPPS yang gugur, yang didampingi Ketua Divisi Kerelawanan MER-C. Dr. Hadiki Habib dan Presidium MER-C, Dr Arif Rahman di kantornya, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (15/5).

Jose mengatakan, pemerintah dan KPU sebaiknya memberhentikan sementara penghitungan suara dan mencari penyebabnya.


"Tetap untuk hal-hal yang sifatnya pidana itu harus mencari cause of death. Tapi untuk pembiaran kita bisa melihat dari kecenderungan tadi. Nah bagi lembaga internasional pembiaran itu bisa masuk kategori Crimes Againts Humanity," tegasnya.

MER-C juga meminta agar Kementerian Kesehatan mencari penyebab kematian petugas pemilu itu secara detail dan akurat, tidak hanya autopsi verbal dengan anggota keluarga yang ditinggalkan.

"Hipotesa kita menkes harus mencari dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi yaitu autopsi, tidak bisa hanya autopsi verbal, autopsi verbal didesain untuk mencari hal-hal yang dikira wajar tidak masuk kepersoalan-persoalan misalnya keracunan atau apalah itu tidak dikembangkan untuk itu," tegasnya

Jika bersikukuh penyebab kematian karena kelelahan, hemat Jose, sebaiknya KPU dan pemerintah harus segera menyetop perhitungan suara agar tidak menimbulkan korban lebih lanjut.

"Kita stop (perhitungan suara). Logisnya begitu jangan sampai dilanjutkan semakin banyak lelah, meninggal," paparnya.

Penghentian penghitungan suara juga agar para petugas KPPS bisa menjaga kondisi kesehatan akibat kelelahan. Sehingga, meminimalisir resiko kematian.

"Stop kan logisnya begitu kan, jangan sampai dilanjutkan semakin banyak lelah meninggal begitu kan. Ini kan masih banyak relawan petugas yang karena mereka merasa perlu untuk terus menjaga kondisi, mereka sakit, mereka tetap menjaga," terangnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya