Berita

Rapat Kerja Menkes dengan DPR/RMOL

Politik

Menkes Akui Tugas KPPS Yang Terlampau Berat Jadi Pemicu Kematian

RABU, 15 MEI 2019 | 07:00 WIB | LAPORAN:

Mayoritas dari ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Komisi Pemilihan Umum (KPU) meninggal karena penyakit yang mereka derita. Namun tugas dan tanggung jawab yang terlampau berat juga diduga kuat menjadi pemicu kematian mereka.

Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Moeloek menjelaskan hasil investigasi pihaknya menemukan ada banyak orang berusia lanjut yang dipekerjakan hanya untuk mendapat upah Rp.500-an itu.

"Kalau ditotal di atas 50 tahun itu sebesar 54 persen. Jadi ini kebanyakan orang-orang yang tua yang bekerja di relawan atau pejuang demokrasi," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (14/5).


Kemudian kalau dilihat dari penyakitnya, lanjut Nila, ada beberapa penyakit bawaan yang memang diderita oleh para korban. Nah paling banyak dari korban meninggal akibat penyakit kardiovaskular.

"Ada stroke dan juga ada hipertensi emergency atau ya paling hipertensi yang menyebabkan kematian itu sebesar 53 persen. Jadi penyakit jantung ini atau kardiovaskular penyebab terbanyak," tekannya.

Urutan paling banyak kedua menurut dia adalah karena pernapasan. Yang mana 20 persen diantara para korban meninggal akibat penyakit asma, atau respiratory.

"Kecelakaan di sini 9 persen cukup tinggi. yang lain seperti gagal ginjal, juga bisa diabetes melitus ada. Kemudian penyakit lever ini juga cukup banyak 4 persen. Ada yang lain seperti meningitis," tambahnya.

Jadi, lanjut Nila, kalau melihat dari hasil investigasi tersebut, pihaknya belum ditemukan adanya dugaan kematian yang tidak wajar.

"Jadi wajar. Dapat dijelaskan karena adanya penyakit yang menyertai oleh dikematian ini," imbuhnya.

Meski demikian, kata Nila, beban kerja yang besar mampu menjadi pemicu bagi meninggalnya ratusan orang itu.

"Dengan diberikan beban yang tentu terlalu besar, tentu ini akan menjadi pemicu dalam hal ini (kematian)," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya