Berita

Komandan Gabungan Relawan Demokrasi Pancasila (Garda Depan), Lieus Sungkharisma/Net

Politik

Lieus Sungkharisma: Wiranto Jangan Ulangi Kesalahan Yang Sama

RABU, 08 MEI 2019 | 13:21 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pernyataan pemerintah melalui Menkopolhukam, Wiranto terkait rencana pembentukan tim nasional untuk mengkaji omongan para tokoh serta ancaman menutup media sosial disoroti oleh Komandan Gabungan Relawan Demokrasi Pancasila (Garda Depan), Lieus Sungkharisma.

Lieus melihat, sikap Wiranto ini seakan hendak menghidupkan masa orde baru.

“Dua puluh tahun reformasi yang menggulingkan rezim otoriter orde baru telah berlalu. Eh sekarang apa yang kita benci di masa orde baru dulu justru mau dilakukan lagi oleh rezim Jokowi,” ujar Komandan Gabungan Relawan Demokrasi Pancasila (Garda Depan), Lieus Sungkharisma, Rabu (8/5).


Atas pernyataan Menkopulhukam itu, Lieus pun mengingatkan agar Wiranto tidak mengulang kesalahan yang sama seperti yang dilakukan di akhir tumbangnya orde baru.

“Main ancam dan menakut-nakuti rakyat itu adalah cara-cara orde baru dalam meneror rakyat. Pak Wiranto jangan lakukan kesalahan itu lagi. Rakyat sekarang sudah cerdas dan dunia informasi sudah semakin terbuka. Apa yang terjadi hari ini di Indonesia, saat itu juga bisa diketahui oleh dunia,” katanya.

Lieus berharap pemerintah bisa lebih bijaksana menyikapi dinamika yang terjadi di tengah-tengah rakyat.

“Jangan main pukul rata sehingga pemerintah justru terkesan panik. Mengkritik kebijakan pemerintah yang salah bukanlah ujaran kebencian, apalagi menghasut. Mengeritik kebijakan pemerintah yang dianggap keliru adalah hak konstitusional setiap warga Negara,” jelasnya.

Selain terhadap Wiranto, Lieus juga menyesalkan pernyataan mantan kepala BIN, AM Hendropriyono yang dianggapnya rasis dan penuh kebencian.

“Saya pikir Pak Hendropriyono perlu membuka lagi buku sejarah. Pernyataannya tentang orang Arab menunjukkan betapa dangkal pemahamannya tentang sejarah bangsa ini. Jika ia tak suka pada satu dua orang, ya sebut saja namanya. Tapi tak usah-bawa-bawa etnis dan sukunya,” tambah Lieus.

Melihat dinamika yang ada, Lieus berpendapat bahwa apa yang ada hari ini menunjukkan rezim Jokowi makin panik di akhir-akhir masa kekuasaannya.

“Ambisi untuk terus berkuasa membuat rezim ini melakukan segala cara membungkam suara rakyatnya sendiri. Semua pernyataan yang mengkritisi pemerintah dianggap musuh,” katanya.

Hal itu dialami sendiri oleh Lieus yang Selasa (7/5) kemarin dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh seseorang bernama Eman Suleman asal Kuningan, Jabar.

Dilaporkan dengan tuduhan makar, ia pun mengaku tak kenal dengan pelapor. Hal ini pun makin menguatkan bahwa rezim saat ini yang main tuduh, menangkap dan memenjarakan lawan-lawan politiknya adalah nyata-nyata kemunduran demokrasi.

“Reformasi lahir untuk menumbangkan pemerintahan yang otoriter. Tapi kini justru otoritarianisme itu coba kembali dibangkitkan. Jika dibiarkan, cara-cara seperti ini sangat berbahaya bagi masa depan demokrasi di negeri kita,” tutup Lieus.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya