Berita

Nasaruddin Umar/Net

Trend Islam Di AS (17)

Obama, Islam, Dan Kesetaraan Gender

SENIN, 29 APRIL 2019 | 07:53 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

SALAH satu bacaan yang patut diapresiasi dari Obama ialah pandangannya yang menilai Islam sebuah ajaran yang sangat menghargai perempuan. Obama yang pernah hidup di sebuah negeri muslim tentu memahami kedudukan perempuan bukan saja dari sudut pandang teks tetapi juga dari segi bagaimana umat Islam mengapresiasi ayat-ayat perempuan. Obama me­lihat Islam memberi ruang dan peluang bagi kaum perempuan untuk berekspresi sesuai keinginannya tanpa harus terbebani oleh beberapa pernyataan teks dalam Al-Qur'an, yang dianggapnya dapat disesuaikan dengan kehidupan kontemporer.

Dalam pidatonya di Mesir ia menyatakan: "Saya berpendapat perempuan tidak harus membuat pilihan sama seperti laki-laki agar mencapai kesamaan, dan saya menghormati perempuan yang memilih peran tradisional dalam menjalankan kehidupan mereka. Tetapi hal itu haruslah merupa­kan pilihan mereka sendiri". Ia lebih lanjut menegaskan: "Juga penting agar negara-negara Barat mencegah larangan kepada warganegara Muslim untuk mempraktikkan agama sesuai kehendak mereka –misalnya, dengan mendikte pakaian apa yang boleh dikenakan seorang perempuan Muslim. Sederhananya, kita tidak bisa menyembu­nyikan ketidaksenangan terhadap agama apapun lewat alasan liberalisme".

Pernyataan-pernyataan Obama di dalam berbagai kesempatan tentang Islam yang menggagas kesetaraan gender beberapa kali dikemukakan dalam berbagai kesempatan. Rasanya tidak mungkin sebuah pernyataan yang agak kontroversi lancar keluar dari mulut yang tidak memahami se­cara komprehensif ajaran Islam. Ia dengan penuh percaya diri menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan setara di dalam memperoleh hak.


Senada dengan pernyataan Obama, Menteri Luar Negerinya, Hillary Clinton, juga sering mengemukakan pendapat yang sama dengan pandangan Obama. Dalam sebuah acara penting pada kunjungannya di Indonesia, Hillary Clinton menyatakan: "If you want to know Islam, democracy, mo­dernity and women's rights can coexist, go to Indonesia" (Jika kalian ingin memahami Islam, demokrasi, medernitas, dan hak-hak asasi perempuan tampil bersamaan maka pergilah ke Indonesia). Pernyataan Hillary R. Clinton ketika berada di Indonesia kembali terulang di aula PBB di dalam forum: The Expert Consultation Process on Freedom of Religion on Belief, Gender Equality, and Sustainable Development Goals di Genewa, tgl 7-8 Maret 2019.

Pengalaman penulis ketika masih ber­tempat tinggal di IMAAM Center, sebuah perkumpulan paguyuban umat Islam yang berasal dari Indonesia di Maryland, juga sering menerima kesan serupa dari relasi penulis. Mereka meyakini bahwa Islam tidak pernah bermaksud untuk menekan atau mendiskreditkan kaum perempuan, karena Islam pada dasarnya agama kemanusiaan yang memandang kaum perempuan begitu mulia. Mereka juga ada yang membaca hadis: Surga terletak di bawah telapak kaki ibu", dan dalam riwayat lain dikatakan "Kepada siapa kami mengabdi, tanya seorang sahabat kepada Nabi lalu Nabi menjawab: "Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian bapakmu". Hadis ini luar biasa menempatkan kaum perempuan sedemikian mulia.

Pendapat serupa juga pernah dinyatakan Yvonne Yazbeck Haddad, guru besar terke­muka Geogetown University, Washington DC, dalam Contemporary Islam and the Challenge of history, mengungkapkan bahwa seandainya bukan karena kedatangan Islam maka mungkin kaum perempuan belum mengalami kemerdekaan. Tidak per­nah ada sistem nilai yang memperjuangkan hak-hak dan kebebasan perempuan dalam lintasan sejarah sehebat nilai-nilai islam. Tidak sedikit jumlahnya orang-orang terke­muka di AS lebih faham posisi perempuan dalam Islam daripada sebagian umat Islam itu sendiri. Bahkan karya-karya akademik orang-orang AS banyak menjadi rujukan dari kalangan muslim scholars di sejumlah negara-negara muslim. Allahu a'lam.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya