Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
AGAK kebalikan denÂgan kebijakan Presiden Donal Trump, di awal kebiÂjakannya setelah menjadi Presiden AS memberikan citra negatif terhadap IsÂlam. Ia menganggap IsÂlam sebagai agama yang tidak compatible dengan demokrasi dan peradaban Barat (Islam is incompatible with democracy and "Western Civilization"). Kebijakan awal Donal Trump, seperti yang sering terlontar di dalam statmennya, sering memojokkan IsÂlam dan membuat kelompok minoritas musÂlim AS sedih dan sekaligus cemas. Tidak heran jika pada masa awal pemerintahan Donold Trump banyak imigran muslim dari beberapa negara meninggalkan AS kembali ke negeri asalnya atau mencari negara lain yang lebih nyaman.
Seiring dengan berjalannya waktu, PresiÂden Donald Trump rupanya memiliki kesaÂdaran baru bahwa Islam tidak sepenuhnya apa yang selama ini dipersepsikannya. Ia mulai secara proporsional memberikan apreÂsiasi terhadap komunitas Islam di AS. BahÂkan dalam bulan Ramadhan lalu, ia mengunÂdang sejumlah tokoh muslim buka bersama yang diistilahkan dengan "Ramadan CeleÂbrations". Dari acara itu Trump memahami keluhuran komunitas muslim AS. Sejak itu kebijakannya terhadap dunia Islam, khususÂnya komunitas muslim AS berubah. Ia seÂmakin ramah dengan kemunitas minoritas ini. Bahkan di antara pembantunya terdapat beberapa orang yang beragama Islam.
Populer
Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41
Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05
Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45
Senin, 03 Februari 2025 | 15:45
Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05
Senin, 03 Februari 2025 | 13:49
Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20
UPDATE
Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31
Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55
Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53
Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01
Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50
Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28
Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16
Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41
Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22
Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42