Berita

Nasaruddin Umar/Net

Trend Islam Di AS (12)

Dampak Kebijakan Jefferson Terhadap Islam Di AS

KAMIS, 25 APRIL 2019 | 10:35 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

AGAK kebalikan den­gan kebijakan Presiden Donal Trump, di awal kebi­jakannya setelah menjadi Presiden AS memberikan citra negatif terhadap Is­lam. Ia menganggap Is­lam sebagai agama yang tidak compatible dengan demokrasi dan peradaban Barat (Islam is incompatible with democracy and "Western Civilization"). Kebijakan awal Donal Trump, seperti yang sering terlontar di dalam statmennya, sering memojokkan Is­lam dan membuat kelompok minoritas mus­lim AS sedih dan sekaligus cemas. Tidak heran jika pada masa awal pemerintahan Donold Trump banyak imigran muslim dari beberapa negara meninggalkan AS kembali ke negeri asalnya atau mencari negara lain yang lebih nyaman.

Seiring dengan berjalannya waktu, Presi­den Donald Trump rupanya memiliki kesa­daran baru bahwa Islam tidak sepenuhnya apa yang selama ini dipersepsikannya. Ia mulai secara proporsional memberikan apre­siasi terhadap komunitas Islam di AS. Bah­kan dalam bulan Ramadhan lalu, ia mengun­dang sejumlah tokoh muslim buka bersama yang diistilahkan dengan "Ramadan Cele­brations". Dari acara itu Trump memahami keluhuran komunitas muslim AS. Sejak itu kebijakannya terhadap dunia Islam, khusus­nya komunitas muslim AS berubah. Ia se­makin ramah dengan kemunitas minoritas ini. Bahkan di antara pembantunya terdapat beberapa orang yang beragama Islam.

Presiden Thomas Jefferson, sejak awal tidak pernah apriori terhadap Islam dan ko­munitas muslim di AS. Bahkan sejumlah ke­bijakannya justru terinspirasi oleh Al-Qur'an yang dimilikinya semenjak ia menjadi ma­hasiswa. Hanya beberapa bulan setelah ia mengonsep "The Declaration if Indepence AS, ia kembali ke Virginia dan di sana ia membuat konsep kebijakan tentang hubun­gan antar umat beragama. Ia terinspirasi pe­mikiran John Locke, seorang pemikir Eropa yang juga pernah dekat dengan pemikir-pemikir muslim pada masanya. Ia menulis sebuah chapter tentang Letter on Toleration, yang menginspirasi Thomas Jefferson da­lam merumuskan konsep regulasi tentang agama di AS. Jefferson menulis bukan kare­na ia seorang penyembah berhala, seorang muslim atau Yahudi lantas ia akan dihilan­gkan hak-hak civil dan kesejahteraannya (neither Pagan nor Mahometan (Muslim) nor Jew ought to be excluded from the civil rights of the commonwealth because of his religion"). Pernyataan Jefferson saat itu san­gat menyentuh perasaan orang-orang Islam di AS. Bisa dibayangkan di negeri asalnya ia menderita dan menjadi budak tiba-tiba mendapatkan pengakuan luar biasa dari se­orang pendiri AS.

Pengakuan akan hak asasi manusia, tanpa membedakan entnik dan agama se­bagaimana tercermin dari rumusan kebi­jakan Presiden Thomas Jefferson, membuat sebagian orang menilai bahwa Jefferson memiliki hubungan khusus dengan Islam. Ia sangat akrab dengan sejumlah duta besar dari negara-negara muslim. Ia juga meng­hargai tatakrama dan ketentuan-ketentu­an standar seorang muslim, misalnya tidak makan babi, tidak minum alkohol. Sampai acara dinner diundur agak malam karena tidak ingin sahabat-sahabat muslim yang diundangnya menonton saat orang lain ma­kan, karena mereka masih belum bisa ma­kan karena belum tiba waktu magrib. Din­ner diundur sampai setelah tanda magrib atau waktu buka puasa sudah tiba. Jeffer­son terlalu dini memperlakukan minoritas Is­lam sebagai manusia yang memiliki hak-hak khusus. Tidak heran jika para diplomat AS di mana pun selalu memperhatikan kekhusu­san praktik keagamaan umat beragama. Mungkin itulah sebabnya, AS yang selalu mengedepankan pengakuan dan penghar­gaan hak asasi manusia, sehingga tidak ada satu negara manapun yang membenci se­cara total kebijakan AS. Di mana ada kele­mahan di situ juga selalu ada kelebihan.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya