Berita

Pangkalan Udara Bien Hoa di Vietnam/Net

Dunia

AS Mulai Operasi Pembersihan Zat Kimia Sisa Perang Vietnam Di Bien Hoa

SENIN, 22 APRIL 2019 | 00:36 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Amerika Serikat mulai meluncurkan operasi pembersihan pangkalan udara Bien Hoa, di luar Kota Ho Chi Minh, Vietnam yang digunakannya untuk menyimpan zat Kimia oranye yang terkenal kejam. Wilayah itu dianggap paling terkontaminasi di Vietnam.

Operasi pembersihan bernilai hingga 182 juta dolar AS itu dicanangkan selama sepuluh tahun. Operasi tersebut diluncurkan setelah lebih dari empat dekade berakhirnya Perang Vietnam.

Orange adalah zat kimia berbahaya ya g disemprotkan pasukan Amerika Serikat selama Perang Vietnam untuk penggundulan hutan dan mengungkap tempat persembunyian musuh.


Zat kimia itu mengandung dioksin, yang merupakan salah satu bahan kimia paling beracun yang diketahui manusia dan telah dikaitkan dengan peningkatan angka kanker dan cacat lahir.

Pemerintah Vietnam mengatakan, jutaan orang telah dipengaruhi oleh zat Oranye, termasuk 150 ribu anak-anak yang lahir dengan cacat lahir yang parah.

Di Bien Hoa sendiri, bahan kimia tersebut telah mencemari tanah dan meresap ke sungai terdekat.

Situs di bandara Bien Hoa dianggap yang paling terkontaminasi di Vietnam Jumlah dioksin di daerah itu empat kali lebih tinggi daripada yang ditemukan di bandara Danang di mana operasi serupa diselesaikan pada bulan November tahun lalu.

"Fakta bahwa dua mantan musuh sekarang bermitra pada tugas yang sedemikian kompleks tidak kekurangan sejarah," kata dutabesar Amerika Serikat untuk Vietnam, Daniel Kritenbrink akhir pekan kemarin, seperti dimuat BBC (Minggu, 21/4).

Lebih dari 80 juta liter zat kimia Oranye diperkirakan telah disemprotkan oleh pasukan Amerika Serikat di Vietnam Selatan antara tahun 1962 dan 1971.

Dari tahun 1960-an, dokter di Vietnam mulai melihat peningkatan tajam pada cacat lahir, kanker dan penyakit lain yang terkait dengan paparan bahan kimia tersebut.

Amerika Serikat sendiri memberikan kompensasi kepada veteran yang terkena defoliant, tetapi tidak memberikan kompensasi kepada warga negara Vietnam.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya