Berita

Tu-16 Badger/Net

Pertahanan

Menanti Pengganti Dua Jawara Alutsista TNI AU

KAMIS, 18 APRIL 2019 | 06:52 WIB | LAPORAN: A KARYANTO KARSONO

Dari sekian banyak alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AU, ada dua yang hingga kini masih bertahan, belum tergantikan. Generasi lanjut (modernisasi) dari kedua alutsista itu hingga kini belum terwujud.

Kedua alutsista yang dimiliki TNI AU itu digunakan sewaktu Indonesia mempersiapkan diri dalam upaya pertempuran merebut Irian Barat dari tangan Belanda.

Alutsista itu tergolong “jawara” di kelasnya. Diakui memiliki daya gentar (deterrent) amat tinggi. Sampai-sampai TNI AU (waktu itu AURI) mendapat predikat “AU terkuat di belahan bumi selatan” (the most powerful air force in the southern hemisphere).
Pertama adalah rudal pertahanan udara (hanud) jarak menengah-jauh S-75 Dvina. Kedua adalah pesawat pembom berat Tu-16. Dua alutsista buatan Uni Soviet (sekarang Rusia) ini sangat ditakuti di jamannya.

Rudal hanud jarak menengah S-75 Dvina diberi kode desainasi SA-2 Guideline oleh AS dan NATO. Dvina memiliki jangkauan tembak sekitar 45-60 km dan mampu menembak target yang terbang hingga di ketinggian 66.000 feet (sekitar 22 km di atas permukaan laut). Rudal ini bisa diluncurkan dari peluncur (launcher) statis maupun bergerak (mobile), dari atas truk. Saat kampanye Trikora tahun 1960-an, AURI memiliki kedua versi peluncur tersebut.

Meskipun rudal hanud ini tak sempat beraksi saat Operasi Trikora, namun kehadirannya membuat kekuatan militer Indonesia disegani bahkan oleh Amerika sekalipun. Rudal S-75 (SA-2) ini ditakuti lantaran terbukti ampuh (battle proven). Rudal inilah yang tahun 1960 membuat geger setelah berhasil menembak jatuh pesawat pengintai U-2 milik Amerika yang mampu terbang amat tinggi.

Kendati tidak beroleh suku cadang, pasca memburuknya hubungan dengan Soviet akibat peristiwa G30S-PKI, namun TNI AU masih mampu mengoperasikan Dvina sampai akhir dekade 1970-an.

Sejak awal 1980-an hingga sekarang Indonesia belum memiliki lagi rudal hanud sekelas ini. Tahun 2017 lalu terbetik berita Indonesia membeli sistem rudal hanud menengah NASAMS dari Norwegia. Namun hingga kini belum jelas benar kapan akan datang (dan apakah jadi datang).
Selain S-75, pesawat pembom Tu-16 merupakan aset lain TNI AU yang sempat membuat Indonesia disegani. Pesawat pembom strategis ini diberi kode desainasi “Badger” oleh AS dan NATO. Pembom ini memiliki jangkauan tempur hingga lebih dari 7.000 km. Membuatnya mudah mencapai Irian Barat (Papua) walau terbang dari Madiun sekalipun.

Tak tanggung-tanggung, Bung Karno kala itu memborong 26 unit Tu-16 untuk AURI. Ada dua versi yang dimiliki AURI yaitu Tu-16 (versi pembom konvensional, sejumlah 14 unit), dan Tu-16KS (versi peluncur rudal anti kapal, sebanyak 12 unit).

Dalam perencanaan Operasi Trikora, Tu-16 diserahi tugas untuk membom posisi-posisi Belanda di Irian Barat. Sementara Tu-16KS khusus untuk mencari dan menenggelamkan kapal induk Karel Doorman milik AL Belanda. Senjata andalan Tu-16KS kala itu adalah sepasang rudal anti kapal KS-1 Kennel yang merupakan salah satu rudal jelajah tercanggih di masanya.

Mengingat situasi geopolitik dunia sekarang, para pengamat militer berpandangan, TNI AU agak sulit   memiliki pesawat kombatan sekelas Tu-16. Berjangkauan jauh, berdaya muat banyak dan bernilai strategis. Kini di dunia tinggal tiga negara yang memiliki dan mengoperasikan bomber strategis yaitu AS, Rusia dan China. 

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

KPK Ngeles Soal Periksa Keluarga Jokowi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:34

Indonesia Tak Boleh Terus Gelap!

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:33

Kepada Ketua DPRD, Tagana Kota Bogor Sampaikan Kebutuhan Ambulans

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:20

Kepala Daerah yang Tak Ikut Retret Perlu Dikenakan Sanksi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:19

DPP Golkar Didesak Batalkan SK Pengangkatan Ketua DPRD Binjai

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:15

Tantangan Anak Muda Bukan Hanya Cita-cita, Tetapi Ancaman Penyalahgunaan Narkoba

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:02

Bareskrim Ungkap Jaringan Judol Internasional Beromzet Ratusan Miliar

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:54

HIPMI Yakin Kaltara Bisa Maju di Bawah Kepemimpinan Zainal-Ingkong

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:49

Nusron Pecat 6 Pegawai Pertanahan Bekasi

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:44

GAK LPT Desak Presiden Terbitkan Perppu Cabut UU KPK

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:32

Selengkapnya