Berita

Ilustrasi/Net

Pertahanan

73 Tahun TNI AU

Menelisik Simplifikasi Type Rating Yang Redup

SENIN, 08 APRIL 2019 | 22:30 WIB | LAPORAN: A KARYANTO KARSONO

. Tanggal 9 April 2019 TNI AU genap berusia 73 tahun. Selama kurun waktu lebih dari tujuh dekade, pasang surut sudah dialami. Alat utama sistem senjata (alutsista) silih berganti mengisi kekuatan garda udara Nusantara ini.

Masih ada pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan para pengambil kebijakan. Semua agar dalam menjelang usia nyaris tiga perempat abad, TNI AU kian jadi kekuatan yang makin andal dan tentunya disegani.

Tampaknya PR yang perlu dituntaskan untuk TNI AU dalam periode 10 tahun ke depan cukup banyak. Kalau mau diperas intinya ada tiga aspek yang harus dikejar ataupun dipertahankan. Ketiganya adalah kuantitas alutsista, kualitas sumber daya manusia dan penguasaan teknologi.

Dari semua aspek di atas, ada satu poin menarik yang kini nyaris tak terdengar lagi gaungnya. Adalah penyederhanaan (simplifikasi) type rating pesawat-pesawat TNI AU.  

Type rating adalah semacam kualifikasi penerbang untuk menerbangkan atau mengawaki pesawat tertentu. Ambil contoh, penerbang tempur jet F-16 misalnya, meskipun sudah mengantongin ribuan jam terbang dan dipandang “cakap”, tetap harus menjalani proses konversi (latih tempur khusus) untuk memperoleh type rating jet tempur Sukhoi Su-30. Hal ini penting sebelum penerbang tersebut diperbolehkan menerbangkan Su-30.

Sekitar sepuluh tahun lalu, sempat bergaung cukup kencang, wacana penyederhanaan simplifikasi type rating pesawat-pesawat TNI AU pada umumnya, termasuk type rating pesawat tempur. Alasannya jelas, yaitu penghematan biaya (biaya perawatan maupun melatih penerbang) dan faktor keselamatan terbang dan kerja (lambangja).

Hingga kini, proses simplifikasi type rating terasa sudah mulai terwujud, namun masih kurang cepat. Bisa jadi, penyebabnya adalah faktor politik. Misalnya terkait pembelian alutsista dan jenisnya.
 
Menarik dicermati, dengan jumlah pesawat tempur sekitar seratusan unit, tipe pesawat yang dioperasikan TNI AU tergolong banyak. Untuk tipe utama fighter, setidaknya ada lima tipe yang berbeda, mulai dari Hawk 100/200, F-16, Sukhoi Su-27/30, T-50, hingga Super Tucano.

Padahal dari kelimanya, ada yang masih “terbelah” menjadi dua sub tipe. Misalnya F-16, terbagi menjadi F-16A/B (generasi pertama yang dibeli tahun 1986) dan F-16C/D yang baru beberapa tahun ini memperkuat TNI AU. Kendati sangat mirip, tetap saja ada bedanya menerbangkan F-16A/B dan F-16C/D. Buktinya, sebelum “menjemput” F-16C/D dari Amerika, para penerbang F-16A/B terlebih dulu menjalani proses konversi di salah satu skadron AU AS.

Memang, kelima jenis pesawat tempur tersebut beda fungsi dan “kelas”. Tapi jika ditelaah sebenarnya ada yang masih bisa “dirampingkan” tipenya. Itu pula dalam wacana untuk mengganti Hawk 100/200 kelak, pertimbangan utama sebaiknya mengganti dengan jet tempur jenis yang sudah eksisting dalam TNI AU (namun dengan teknologi lebih maju).

Nama-nama calon pengganti Hawk 100/200 yang sudah beredar.  Apapun pilihan TNI AU kelak, proses pembelian alutsista ke depan, tentu saja tidak mengesampingkan wacana simplifikasi type rating. Sebab, tak hanya duit yang dihemat, tapi faktor penunjang keselamatan tak boleh diabaikan.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

KPK Ngeles Soal Periksa Keluarga Jokowi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:34

Indonesia Tak Boleh Terus Gelap!

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:33

Kepada Ketua DPRD, Tagana Kota Bogor Sampaikan Kebutuhan Ambulans

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:20

Kepala Daerah yang Tak Ikut Retret Perlu Dikenakan Sanksi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:19

DPP Golkar Didesak Batalkan SK Pengangkatan Ketua DPRD Binjai

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:15

Tantangan Anak Muda Bukan Hanya Cita-cita, Tetapi Ancaman Penyalahgunaan Narkoba

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:02

Bareskrim Ungkap Jaringan Judol Internasional Beromzet Ratusan Miliar

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:54

HIPMI Yakin Kaltara Bisa Maju di Bawah Kepemimpinan Zainal-Ingkong

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:49

Nusron Pecat 6 Pegawai Pertanahan Bekasi

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:44

GAK LPT Desak Presiden Terbitkan Perppu Cabut UU KPK

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:32

Selengkapnya