Berita

Arief Budiman/Net

Politik

Arief Budiman: Server KPU Bukan Di Luar Negeri

JUMAT, 05 APRIL 2019 | 01:48 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Video diskusi sekelompok orang yang menyebut server Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah di-setting untuk memenangkan pasangan calon tertentu di pilpres sangat mengganggu.

Atas alasan itu, Ketua KPU Arief Budiman melapor ke Bareskrim Polri. Menurutnya, peredaran video tersebut telah mengganggu kredibilitas KPU sebagai penyelenggara pemilu.

"Malam ini, KPU merasa ada sesuatu yang penting dan perlu disampaikan kepada Bareskrim. Karena kami merasa bahwa itu mengganggu kepercayaan publik terhadap KPU, yang KPU disebut telah punya server dan menyetting servernya itu untuk memenangkan salah satu paslon," ujar Arief di Bareskrim, Gedung Awaloedin Djamin, Trunojoyo, Jakarta, Kamis (4/4).

Dalam kesempatan itu, Arief membantah bahwa pihaknya melakukan pengaturan seperti yang didiskusikan dalam video tersebut. Arief pun memberi tiga pernyataan mewakili KPU terkait hoaks tersebut. Pertama, ia menegaskan tidak benar bahwa server KPU ada di luar negeri.

"Semua server KPU ada di dalam negeri dan dikerjakan oleh anak-anak bangsa," kata dia.

Pernyataan kedua, terkait dengan hasil pemilu, Arief menjelaskan jika hal tersebut diawali dengan proses penghitungan suara dan rekapitulasi dilakukan secara manual dan berjenjang.

Antara lain dimulai dari TPS, rapat pleno terbuka di BPK, KPU kabupaten/kota, rapat pleno di KPU Provinsi, dan rapat terbuka di KPU RI secara nasional.

"Kemudian yang ketiga, hasil scan form C1 yang selanjutnya diunggah di website KPU dilakukan setelah penghitungan suara di TPS," tuturnya.

Jadi pada dasarnya, kata dia, hasil suara di TPS sudah diketahui dulu oleh publik. Karena pada saat proses di TPS tersebut ada saksi, panwas, pemantau, media massa, masyarakat pemilih, dan aparat keamanan.

"Dan semua pihak diberikan kesempatan untuk mendokumentasikan hasil penghitungan suara dalam form C1 Plano. Dengan demikian tidak benar tuduhan bahwa KPU sudah mensetting perolehan suara capres cawapres tertentu melalui sistem IT pada pemilu 2019," pungkas Arief.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya