Larangan terbang terhadap pesawat Boeing 737 Max 8 tidak hanya merugikan pihak produsen, Boeing saja. Garuda Indonesia yang menggunakan pesawat tersebut juga kena getahnya. Maskapai pelat merah ini harus menelan kerugian 3 juta dolar AS atau sekitar Rp 42,7 miliar per bulan.
Direktur Utama Garuda InÂdonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan, keruÂgian yang dikantongi perusaÂhaannya disebabkan tidak bisa beroperasinya pesawat Boeing 737 Max 8 karena dilarang terÂbang terkait faktor keamanan. Garuda sendiri hanya memiliki satu pesawat jenis tersebut.
"Kalau hasil perhitungan kami sebulannya bisa mencapai 3 juta dolar AS karena tidak bisa terbang," ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Saat ditanya lebih rinci terkait jumlah kerugian tersebut, Ari Askhara-sapaan akrab I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menjelaskan, kerugian timbul akibat masih berjalannya tagihan cicilan pesawat dari perusahaan pembiayaan yang memfasilitasi pembelian pesawat antara BoeÂing dan Garuda Indonesia.
"Penyebab kerugian ada biaya cicilan. Sementara pesawatnya tak bisa terbang. Sehingga tidak bisa menyumbang pendapatan ke perusahaan," paparnya.
Pihaknya pun melakukan berbagai cara untuk menekan kerugian. Salah satunya adalah mengajukan klaim kerugian ke pihak Boeing dan menghentikan pembayaran cicilan.
Menurut Ari, pihak Boeing memahami kondisi Garuda. Boeing meminta hitungan keruÂgian Garuda. Sementara, untuk pembayaran cicilan, maskapai pelat merah meminta Boeing yang membayarnya.
Untuk diketahui Garuda memeÂsan 50 pesawat Boeing 737 Max 8. Garuda sudah memberikan uang muka sekitar 26 juta dolar AS atau sekitar Rp 364 miliar.
Ari menceritakan, telah berkirim surat ke Boeing terkait rencana pembatalan pesanan Boeing 737 MAX 8. Pihak Boeing pun langÂsung membalasnya dengan terbang langsung ke Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, kata dia, pihak Boeing meminta waktu untuk mempertimbangÂkan pembatalan tersebut. Karena sesuai kontrak pembatalan tidak bisa dilakukan sepihak.
Sementara terkait dengan uang muka yang sudah masuk, Ari mengakui, pembatalan sepihak akan membuat dana tersebut hangus. Namun, dia optimistis, pihak Boeing akan memberikan jalan tengah terkait masalah ini.
"Apalagi Garuda merupakan pemesan Boeing terbanyak," tukasnya.
Sebelumnya, Boeing melarang terbang seluruh armada pesawat 737 Max setelah penyelidik menemukan bukti baru di lokasi jatuhnya Ethiopian Airlines. Produsen pesawat AS ini meÂnangguhkan 371 pesawat Boeing 737 Max yang dimiliki.
Saat ini, Boeing sedang melakuÂkan pergantian software pada peÂsawat 737 Max 8. Selain itu, perÂseroan juga mewajibkan pelatihan tambahan pada pilot.