Berita

Jokowi dan Prabowo/Net

Dahlan Iskan

Bahasa Tubuh

SENIN, 01 APRIL 2019 | 05:08 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

SAYA nonton debat calon presiden Sabtu malam. Tapi apa yang bisa ditulis?

Tidak ada debat filsafat ketika membahas ideologi Pancasila. Sama-sama dangkalnya.

Pak Jokowi bahkan sempat mempersempit makna diplomasi hanya seperti penengah. Pak Prabowo juga sempat kepeleset. Untuk apa beliau mengucapkan "Saya lebih TNI dari TNI". Padahal sebelum itu Pak Jokowi sudah mencap ''Sepertinya pak Prabowo ini kurang percaya pada TNI kita''. Yakni setelah Pak Prabowo mengungkapkan lemahnya bidang pertahanan kita.


Tapi Pak Prabowo kali ini memang kelihatan lebih menarik. Beliau sendiri mungkin juga merasa menang. Sampai-sampai sempat melucu dengan gerak tubuhnya. Saat menuju tempat duduknya. Seperti ingin bilang 'mampus lu'.

Tapi Pak Jokowi tepat sekali ketika menjawab pertanyaan: apakah modal Indonesia untuk diplomasi internasional?

"Indonesia adalah negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia," jawab pak Jokowi. Itu benar.

Sayangnya beliau tidak menyebut beberapa keunggulan lainnya: demokrasi kita. Mungkin karena kita memang belum bisa membanggakan demokrasi kita. Yang aparatnya masih memihak.

Tapi kan masih ada keunggulan lain: jumlah kelas menengah kita, demografi kita dan posisi kita sebagai negara terbesar di ASEAN.

Dalam hal ini Pak Prabowo memilih asumsi kita ini belum punya keunggulan apa-apa. Kita ini masih lemah. Jadi hinaan di luar negeri. Kita harus memperkuat diri dulu. Baru kelak bisa bicara di dunia diplomasi internasional.

Saya jadi ingat Pak Harto. Masa lima tahun pertama beliau jadi presiden. Selama lima tahun penuh itu beliau tidak mau ke luar negeri. Tidak tergoda oleh panggung internasional. Beliau memilih bekerja keras untuk memperkuat negara. Terutama perekonomiannya. Yang nyaris bangkrut saat itu.

Tapi Pak Harto pro modal asing. Di tahun-tahun pertama kepresidenannya itu Pak Harto sudah membidani lahirnya UU Penanaman Modal Asing (PMA).

Pak Prabowo justru mempersoalkan masuknya asing di bidang pelabuhan dan bandara. Beliau memang menegaskan tidak anti modal asing. Tapi tidak setuju kalau modal asing masuk sampai ke bidang strategis. Seperti pelabuhan dan bandara.

Bisa jadi hal itu terjadi karena begitu dalam doktrin militer yang jadi latar belakang beliau. "Tentara itu selalu dilatih merebut bandara dan pelabuhan," ujarnya. Kok ini pelabuhan dan bandara diserahkan ke asing.

Di bidang ini Pak Jokowi memang kelihatan lebih modern dan pro modal asing. Untuk mempercepat pembangunan, kata beliau. "Yang tidak boleh itu kalau masuk ke pelabuhannya TNI AL atau bandaranya TNI AU. Seperti bandara TNI AU di Madiun itu," kata Pak Jokowi.

Dalam debat kali ini Pak Prabowo lebih berani mengoreksi pak Jokowi. Mungkin belajar dari debat yang lalu. Yang Pak Prabowo seperti kalah. Terutama dalam penguasaan angka-angka. Pak Jokowi, saat itu, tampak sangat pede. Meyakinkan. Telak. Ketika menunjukkan prestasi dengan angka-angka. Saking 'so pasti'-nya sampai Pak Prabowo seperti ikut terperangah.

Setelah debat, medsos seperti banjir koreksi. Terhadap angka-angka yang diucapkan pak Jokowi itu. Ibaratnya, saat itu, pak Jokowi menang di debat tapi kalah di medsos setelah itu.

Pak Prabowo kelihatannya tidak mau lagi kalah di debat kali ini. Ketika Pak Jokowi mengemukakan angka-angka, Pak Prabowo tidak terperangah lagi.

Bahkan Pak Prabowo berani mengoreksi langsung. Cukup keras. "Pak Jokowi harus hati-hati dengan laporan ABS," ujar Pak Prabowo tanpa menyebutkan ABS itu artinya Asal Bapak Senang.

Pak Prabowo termasuk berani mengingatkan ucapan pak Jokowi soal belum akan adanya perang.

"Waktu saya masih letnan dulu, masih muda, jendral-jendral saya selalu mengatakan tidak akan ada perang dalam 20 tahun ke depan. Eh, tahun depannya saya dikirim untuk perang di Timtim," katanya.

Lalu, siapa yang menang dalam hal pakaian?

Dua-duanya berpakaian bagus. Sempurna. Dengan style-nya masing-masing. Tidak ada yang cacat sedikit pun di pakaian jas pak Prabowo. Hanya dasi bergaris miring mencolok seperti itu rasanya 'kurang presiden'. Meski berhasil mengurangi kesan sikap keras di ucapan dan wajahnya. Kalau saya, tetap akan pilih dasi polos. Warna dasi tidak harus merah. Pak Prabowo sudah kelihatan berwibawa sehingga warna dasi bisa dipilih biru muda.

Baju putih lengan panjang Pak Jokowi juga bagus sekali. Tapi baju putih itu tidak lagi menampilkan citra sederhana yang dulu. Baju itu kelihatan sangat mahal. Bahannya maupun potongannya.

Saya senang di penutup debat ini. Kalimat-kalimat saling memuji diucapkan. Bahasa tubuh persahabatan ditonjolkan. Pak Jokowi kelihatan lebih dulu beranjak ke arah pak Prabowo. Untuk menyalami. Justru sebelum moderator mempersilakan untuk bersalaman. Tapi Pak Prabowo juga segera tanggap. Cepat-cepat melangkah ke arah kedatangan pak Jokowi.

Keduanya seperti sudah siap menang dan siap kalah.

Sudah siap?

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya